Kamis, 23 Mei 2013

mikrobiologi 2


PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROORGANISME
 
BAB I
PENDAHULUAN
Mikroorganisme ini terdapat dimana saja, hampir disetiap tempat. Bahkan benda-benda, air minum, makanan kita sehari-hari yang kita anggap sudah steril dan bersih, setelah diteliti lagi ternyata masih banyak terdapat mikroorganisme didalamnya. Keberadaan mikroorganisme ini tentu saja ada yang membahayakan dan ada juga yang tidak.
Dalam proses sterilisasi dikenal beberapa cara atau metode, yaitu dengan menggunakan mendidih yang mendidih dengan uap untuk beberapa menit saja, yang kedua dengan menggunakan autoklav, atau yang ketiga dengan penyaringan atau filtrasi. Dalam proses setrilisasi dan penyiapan media ini, kita harus memperhatikan bebeerap hal, tujuanya adalah agar bahan yang kita siapkan tidak terkontaminasi oleh mikroba yang tidak kita kehendaki.
Sterilisisai dan penyiapan media ini sangat penting dalam sebuah pengamatan mikroba, Karena keberhasilan dalam pengamatan sangat tergantung dari keberhasilan kita mensterilisasi dan persiapan media. Sterilisasi sangat penting karena pada saat inilah kita akan membunuh mikroba kontaminan yang akan menghambat atau mengganggu mikroba yang akan kita amati. Sedangkan persiapan media sangat penting, sebab media yang tidak baik akan menghambat pertumbuhan mikroba yang akan kita amati. Konsentrasi media yang akan kita buat harus kita sesuaikan dengan mikroba yang akan kita tumbuhkan, karena tidak semua mikroba dapat tumbuh dalam medium yang sama. Antara satu mikroba dengan mikroba yang lain tentu saja membutuhkan medium yang berbeda-beda, kalaupun sama mediumnya tapi konsentrasi yang dibutuhkan belum tentu juga sama. Ada beberapa mikroba yang dapat tumbuh dalam satu media dengan konsentrasi media yang sama, oleh karena itu dalam pengamatan ini, kita berusaha untuk menumbuhkan beberapa jenis mikroba dalam media yang sama.
Tujuan
Tujuan
  1. Untuk mengetahui persiapan pengamatan mikroba.
  2. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam persiapan pengamatan mikroorganisme melalui mikroskop
  3. Mengetahui perbedaan teknik antar mikroorganisme yang berbeda
Rumusan masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan pengecatan?
  2. Apa saja yang termasuk dalam teknik pewarnaan atau pengecatan ?
  3. Bagaimana teknik pengecatan sederhana?
  4. Bagaimana teknik yang digunakan pada mikroorganisme yang berbeda?














BAB II
PEMBAHASAN
Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme yakni bakteri, protozoa, virus serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini yang dinamakan mikrobe atau protista, dimana adanya ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok mikroorganisme lainnya, pengendaliannya dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahtraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyak yang terdapat di lingkungan kita, makanan yang kita konsumsi dan juga menjadi penghuni tubuh kita. Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia seperti halnya pembuatan keju, tape dan proses penguraian limbah.
PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROORGANISME
Kebanyakan mikroorganisma tidak mempunyai zat warna, kecuali mikroalgae dan beberapa jenis bakteria sehingga pemeriksaannya dengan menggunakan mikroskop sangat sukar karena jasad tersebut tembus cahayam(transparan). Jika kita ingin memeriksa mikroorganisme yang transparan melalui mikroskop, maka kita harus melakukan vaksinasi dan pewarnaan atau pengecatan. Akan tetapi jika kita ingin memeriksa mikroba yang masih hidup, maka pewarnaan itu tidak bisa dilakukan. Pada umumnya ada 2 teknik persiapan pembuatan preparat untuk pengamatan yang kita ketahui yaitu :
1.      Preparat basah yang dibedakan menjadi wet mount dan preparat tetes gantung (hanging drop preparation)
2.      Preparat kering

1.      Preparat Basah
Preparat basah (wet preparation), dapat dibuat dengan cara meneteskan setetes cairan yang mengandung mikroba ke atas sebuah kaca obyek dan ditutup dengan kaca penutup (coverslip). Untuk mencegah penguapan cairan dan timbulnya gelembung udara, preparat dibubuhi petroleum jelly agar coverslip dan kaca obyek menjadi rapat.
Preparat tetes gantung dapat dibuat sebagai berikut setetes suspensi mikroorganisme ditempatkan dibagian tengah sebuah kaca penutup. Kemudian bagian tepi kaca penutup ini diolesi dengan petroleum jelly misal vaselin. Sebuah kaca objek khusus yang pada bagian tengahnya cekung, dirapatkan pada kaca penutup yang bervaselin tadi dan kemudian segera dibalikkan. Apabila perlakuan ini dibuat dengan cermat dan benar maka tetesan suspensi mikroorganisme itu tergantung pada kaca penutup dan berada di ruang kaca objek yang cekung tadi. Kemudian preparat diperiksa dibawah mikroskop. Vaselin yang dioleskan pada pinggir kaca penutup tadi akan menyegel atau merapatkan kaca objek dengan kaca penutup sehingga dapat mencegah evaporasi larutan yang didalamnya terdapat suspensi mikroorganisme. Alasan untuk membuat preparat tetes gantung ini adalah untuk mengamati motilitas (motility) suatu mikroorganisme. Motilitas adalah kemampuan dari suatu makhluk hidup untuk bergerak dengan kekuatan sendiri. Suatu motilitas makhluk hidup selalu berkesinambungan menuruti arah tertentu. Oleh karena itu mikroorganisme dapat bergerak bebas dalam preparat tetes gantung, sehingga motilitas dapat diamati.
Langkah-langkah kerja pembuatan preprat tetes gantung
  1. Kaca penutup ditetesi suspensi mikroba
  2. Kaca objek yang pada pusatnya cekung
  3. Kaca objek ditekankan atau dirapatkan kepada kaca penutup
  4. Pemerikasaan dibawah mikroskop
2.      Pengecatan (Pewarnaan)
Pengecatan adalah pewarnaan mikroba dengan sesuatu cat (dye) yang mengutamakan struktur tertentu saja, misalnya, bagian-bagian sel. Pemeriksaan preparat-preparat yang difiksasi dan diwarnai, paling sering dilakukan dilaboratorium untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteria. Keuntungan-keuntungan prosedur ini adalah ;
@ Sel-sel kelihatan lebih jelas sesudah diwarnai
@ Perbedaan-perbedaan antara sel-sel mikroba dari spesies yang sama dan spesies yang berlainan dapat ditunjukkan dengan menggunakan cat yang sesuai. (diferensiasi dan selektif).
Yang dimaksud cat adalah (dye), adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang salah satunya ion yang bersifat kromofor. Berdasarkan atas adanya kromofor ini, cat dapat dibedakan menjadi cat yang bersifat asam, basa dan netral. Cat yang bersifat asam kromofornya bersifat anion, misalnya eosin, sedangkan cat yang bersifat basa kromofornya adalah kation, misalnya methyleneblue.

a.      Pengecatan Sederhana
Pengecatan sederhana digunakan untuk memperlihatkan atau memperjelas kontras antara sel dan latar belakangnya sehingga dapat mempertajam bentuk dari sel-sel mikroba itu sendiri, dengan cara mewarnai sel-sel mikroba dengan zat warna khususnya warna Kristal violet. Pada pengecatan sederhana digunakan bakteri Bacillus cereus dan Salmonella typii. Setelah pengecatan diperoleh bakteri tersebut berwarna ungu, yang berarti bakteri tersebut menyerap zat warna cat tersebut sehingga Nampak pada mikroskop. Zat warna yang umunya digunakan yakni yang bersifat alkalin (kromatofornya bermuatan +). Zat warnanya dibubuhkan di atas kaca objek yang sudah difiksasi terlebih dahulu. Kemudian dicuci, diperiksa dibawah mikroskop. Bisa juga ditambahkan mordant agar warna cat lebih intensif (methylene blue, carbolfuchsin, gentian violet dan safranin).

b.      Pengecatan diferensial
Prosedur pewarnaan dalam pengecatan ini memungkinkan pengamatan yang jelas perbedaan antara sel-sel bakteri atau bagian-bagian sel bakteri. Oleh karena inilah tehnik pewarnaan ini disebut pengecatan diferensia. Selain itu untuk melihat bentuk bakteri, pengecatan ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat bakteri terhadap cat dan untuk mengetahui bagian-bagian sel bakteri yang tidak dapat diamati dengan pengecatan sederhana.


Pengecatan diferensial dapat dibedakan menjadi :
1.      Pengecatan gram
Pengecatan gram termasuk pengecatan diferensial yang digunakan untuk membedakan bakteri gram negative dan bakteri gram positif. Pada pengecatn ini digunakan 3 jenis bakteri yaitu Bacillus cereus, Salmonella typii dan Eshericia coli.. Pengecatan ini menggunakan 4 jenis larutan yaitu
ü  Kristal violet sebagai cat utama
ü  larutan iodine sebagai pengintensifan cat utama
ü  alcohol asam untuk pencucian
ü  safranin atau counterstain lain yang sesuai sebagai cat penutup
Berdasarkan percobaan diperoleh Bacillus cereus dan Salmonella typii bersifat gram positif yang berarti bakteri dapat mengikat dengan kuat cat utama cristal violet berwarna ungu, pada saat bakteri Gram positif ditambahkan dengan kristal violet maka gram positif akan mengabsorbsi larutan tersebut hanya pada dinding sel, dengan pemberian larutan lugol maka kristal violet akan masuk sampai ke inti sel, pemberian alkohol menyebabkan pori-pori dinding sel mengecil sehingga warna ungu tertahan di dalam sel disebabkan oleh rendahnya kandungan lipid. Sedangkan bakteri Eschericia coli bersifat gram negative karena tidak dapat mengikat kuat cat utama dan dapat diwarnai oleh cat lawan yakni merah dari pewarna safranin.
Perbedaan gram (+) dan gram (-)
Sifat Gram (+) Gram (-)
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu  :
- Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
- Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit
± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
- Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
- Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
- Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu  :
- Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
- Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
mengandung asam tekoat.
- Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
- Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
- Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
• Komposisi Kandungan lipid rendah Kandungan lipid tinggi
• Ketahanan terhadap penisilin Lebih sensitif Lebih tahan
• Penghambatan warna Lebih dihambat Kurang dihambat
• Ketahanan terhadap fisik Lebih tahan Kurang tahan
• Kebutuhan Nutrien Kompleks Relatif

2.      Pengecatan ziehl-nelson
Dengan pengecatan ini , dapat terlihat sifat-sifat bakteria apakah bakteria itu tahan asam ( non acid-fast). Bacteria yang tahan asam mengandung semacam lemak pada permukaan dari selnya. Jenis lemak ini melapisi sel sehingga bisa sukar menembusnya. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan pemanasan yang ringan atau dengan detergen yang dapat mengencerkan komponen lemak yang terdapat didalam dinding sel, sehingga cat dapat masuk kedalam isi sel. Akan tetapi kalau dicat, sel-sel ini tetap tidak luntur dengan acid-alcoholdan oleh sebab itu disebut acid-fast (tahan asam). Pada pengecatan ziehl-nelson digunakan 3 macam cat yaitu :
  1. ziehl-nelson A, yang terdiri dari ziehl-nelson’s carbolfuchsin
  2. ziehl-nelson B, terdiri dari : 3% HCL dalam 95% alkohol, atau 25% H2SO4 dalam 70% alkohol; campuran ini disebut acid-alcohol.
  3. Sebagai counterstain digunakan methylene blue ( loffler’s methylene blue).

3.      Pengecatan flagella
Beberapa mikroba dapat bergerak dari stu tempat ke tempat lain untuk mencari nutrien yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Pergerakan ini mungkin terjadi karena adanya kegiatan organelasel seperti bulu-bulu getar dan bulu-bulu cambuk atau dengan penonjolan sebagian sitoplasma sebagai pseudopodia. Banyak spesies-spesies bakteria yang dapat bergerak sendiri (motile) karena mempunyai bulu-bulu cambuk atau flagella yang menonjol keluar dari permukaan sel. Tiap flagellum bakteri terdiri dari satu filamen protein tunggal yang berpenampang hanya 15 nanometer, maka pengamatannya agak sukar dibawah mikroskop optik. Maka dari itu, dengan membubuhi mordant pada preparat agar diameter filamen bertambah sampai batas kemampuan mikroskop optik dan kemudian dicat.

Pengecatan flagella ini dapat dilakukan dengan bahan-bahan :
Ø  Kultur proteus sp. Dan pseudomonas sp. Dalam media miring
Ø  Crystal violet
Ø  Cat flagella : leifson flagella stain dengan komposisi sebagai berikut :
K Al (SO4) 2. 12 H2O ( larutan jenuh dalam air)       20 ml.
Tannic acid (20% larutan jenuh dalam air)                 10 ml.
Air suling                                                                    10 ml.
Ethil alcohol 95%                                                        15 ml.
Basic fuchsin ( larutan jenuh dalam 95% ethyl
alcohol)           3 ml.


4.      Pengecatan endospora
Banyak terdapat mikroba yang dapat membentuk spora, akan tetapi endospora yang dibentuk bakteri sangat unik karena tahan terhadap berbagai macam kondisi lingkungan. Karena ketahanannya terhadap suhu yang tinggi, endospora bakteri dapat menimbulkan masalah dalam industri makanan yang menggunakan proses pemanasan untuk pengawetan produknya. Bakteri-bakteri pembentuk endospora yang paling penting adalah anggota-anggota genera bacillus dan clostridium. Metode yang digunakan untuk mewarnai endospora, biasanya  membutuhkan suatu langkah pemanasan untuk memacu cat kedalam tubuh spora.
Pengecatan spora dapat dilakukan dengan alat dan bahan sebagai berikut :
F Kultur Clostridium dan Bacillus sp dalam nutrien- agar (berumur 7 hari)
F Larutan Malachite green 5% dalam air
F Safranin, 5% dalam air, dan kaca obyek.

5.      Pengecatan negative
Pengecatan negative adalah untuk mewarnai latar belakang atau bidang pemandangan dibawah mikroskop dan bukan un tuk mewarnai sel-sel mikroba yang akan diperiksa. Pengecatan negative dapat digunakan untuk melihat lapisan kapsul yang menyelubungi tubuh bakteri dengan hanya menggunakan satu macam cat saja. Lapisan-lapisan kapsul terdiri dari polimer gula atau protein atau kombinasi kedua-duanya.
“Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidakmempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dalam kekuasan-Nya.
Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuranukurannya
dengan serapi-rapinya sesuai dengan apa yang dikehendaki
mudah bagi Allah” (QS Al-Furqon:2).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah mempelajari dan membaca makalah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran sel-sel mikroorganisme sangat kecil dan tidak dapat diamati dengan mata tanpa memakai atau menggunakan alat pembesar.mikroorganisme itu beraneka ragam jenis,bentuk dan ukuranya. Ada beberapa jenis mikroorganisme yang mudah diamati melalui mikroskop, tetapi ada juga beberapa jenis yang transparan, sehingga untuk pengamatannya diperlukan suatu teknik pewarnaan atau pengecatan.
SARAN
Dalam melakukan kegiatan pengamatan mikroorganisme dengan menggunakan mikroskop, hendaknya harus mengetahui apa saja teknik yang digunakan untuk mempersiapkan mikroorganisme sebagai preparat dalam kegiatan pengamatan.











DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2008. Wikipedia Indonesia . http://mikroskop.com
Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarata: Erlangga.
Dwidjoseputro. 1989.  Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Surabaya
Tarigan jeneng.1988.pengantar mikrobiologi.jakarta:Depdikbud

0 komentar:

Posting Komentar