Kamis, 16 Mei 2013

FISIOLOGI HEWAN



SISTEM SIRKULASI DAN DARAH, ALAT – ALAT SISTEM PEREDARAN DARAH, STRUKTUR DAN PERSYSRAFAN JANTUNG, 
SERTA TEKANAN DARAH


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sistem sirkulasi sangatlah berperan dalam kelangsungan hidup semua hewan maupun manusia. Namun tidak semua hewan memiliki sistem sirkulasi khusus. Pada hewan berukuran kecil, berbagai zat seperti makanan dan sisa metabolisme dapat berdifusi dengan mudah. Dengan demikian struktur khusus untuk mentranspor zat – zat tersebut tidak diperlukan. Dengan kata lain berbagai hewan kecil tidak memerlukan sistem sirkulasi khusus untuk transpor berbagai macam zat.

Akan tetapi proses difusi berlangsung sangat lambat sehingga cara tersebut tidak memungkinkan dapat memenuhi semua hewan berukuran besar dan hewan yang memiliki aktivitas tinggi. Oleh karena itu hewan – hewan tersebut memerlukan sistem sirkulasi khusus. Sistem sirkulasi khusus tersebut diperlukan untuk peredaran darah maupun zat keseluruh tubuh.

Mengingat pentingnya sistem sirkulasi dan bagian – bagian lainnya maka kami akan membahas dalam makalah ini. Yaitu yang akan membahas mengenai berbagai cara transpor/peredaran darah pada hewan invertebrata maupun vertebrata. Dan membahas mengenai alat – alat sistem peredaran darah yaitu mengenai jantung, pembuluh darah dan limfe. Struktur dan persysrafan jantung yaitu mengenai bagian – bagian maupun struktur dari jantung dan tekanan darah.

1.2  Rumusan Masalah

Dari latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem peredararan darah?
2.      Apa saja alat maupun organ dalam sistem peredaran darah?
3.      Bagaimana struktur dan persyarafan pada jantung?
4.      Apakah yang dimaksud terjadinya tekanan darah itu?

1.3 Tujuan

Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya agar dapat mengetahui:
1.      Mengenai sistem sirkulasi pada hewan invertebrata maupun vertebrata
2.      Mengenai macam – macam sistem sirkulasi
3.      Mengenai alat – alat dalam sistem peredaran darah
4.      Mengenai peredaran darah terbuka dan tertutup
5.      Mengenai struktur dan persyarafan jantung
6.      Mengenai tekanan darah

BAB II
PEMBAHASAN

Sistem Sirkulasi dan Darah, Alat – Alat Sistem Peredaran Darah, Struktur dan Persysrafan Jantung, Tekanan Darah

2.1 Sistem Sirkulasi dan Darah

Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Sistem difusi terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma. Makanan umumnya distributes keseluruh tubuh karena  adanya Aliran protoplasma.
2.      Sistem peredaran Darah Terbuka Merupakan sistem peredaran atau sistem distribusi darah keseluruh tubuh (jaringan) yang tidak selalu melewati pembuluh kapiler darah. Misal : Arthropoda.
3.      Sistem peredaran darah tertutup jika dalam peredaran-nya darah selalu berada di dalam pembuluh. Misal : Annelida, Mollusca, Vertebrata . Misal: Annelida, Mollusca, Vertebrata.

2.1.1 Sistem Peredaran Darah pada Invertebrata
1.  Porifera
Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua lapisan sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan keseluruh tubuh oleh amoebosit.
2.  Hydra
Pada dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai pencerna dan juga berfungsi sebagai sirkulasi.
3.  Platyhelminthes
Sel mesenkim berrfungsi membantu distribusi makanan yang telah dicernakan. Makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui mulut, misal pada Planaria.
4.   Annelida
Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung,misal pada cacing tanah (Pheretima). Oksigen diabsorbsi melalui kulit dan dibawa pembuluh kapiler menuju ke pembuluh dorsal. Pertukaran darah terjadi pada kapiler. Darah cacing tanah mengandung hemoglobin yang terlarut dalam cairan darahnya.
5.  Mollusca
Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah vena dan arteri, misal pada keong (Pila globosa).
6.   Arthropoda
Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantung disebut jantung pembuluh. Darah dan cairan tubuh serangga disebut hemolimfa. Fungsi hemolimfa adalah mengedarkan zat makanan ke sel-sel. Hemolimfa tidak mengandung haemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen dan darah tidak berwarna merah. O2 dan CO2 diedarkan melalui sistem trakea.
2.1.2 Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata
1.  Pisces
Darah ikan terdiari dari sel darah merah , sel darah putih dan plasma darah. Sistem peredaran darah pada ikan melibatkan jantung dan pembuluh darah. Jantung ikan terdiri atas sinus venosus, atrium, dan ventrikel. Jantumg ikan berada dalam suatu rongga yang dinamakan perikardium. Jantung ikan terdiri atas dua ruang, yakni satu ventrikel ikan dan satu atrium.
Sistem peredaran darah pada ikan termasuk sistem peredaran darah tunggal karena darah hanya melewati jantung satu kali.




   Gambar skema peredaran darah pada ikan
 
 


Pada gambah di atas tampak aliran darah yang hanya satu kali melewati jantung. Darah kotor dan sistem kapiler mengalir masuk ke atrium dan selanjutnya mengalir ke ventrikel. Darah dari ventrikel dipompa keluar dari jantung menuju insang melelui aorta ventralis yang kemudian bercabang – cabang membentuk arteri. Selanjutnya darah masuk ke dalam insang melalui arteri eferen brankialis. Darah tersebut banyak mengandung CO2.
Di dalam insang CO2 dibebaskan  ke dalam air dan O2 berdifusi dari air ke dalam insang sehingga darah yang meninggalkan insang merupakan darah bersih yang banyak mengandung O2. Melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Darah dari tubuh bagian depan kembali ke jantung melalui vena kardinalis anterior  dan vena kardinalis posterior.
2.  Amphibia
Salah satu contoh amphibia yang sangat dikenal adalah katak. Sistem peredaran darah pada katak merupakan sistem peredaran darah ganda karena darah melewati jantung sebanyak dua kali peredaran darah, yakni peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah menuju paru – paru, kemudian kembali ke jantung. Sementara itu, peredaran darah besar merupakan peredaran darah menuju keseluruh tubuh, kemudian kembali ke jantung.
Jantung katak memiliki tiga ruang yang terdiri atas dua atrium (kiri dan kanan)  dan satu ruang ventrikel. Darah yang banyak mengandung O2 (darah bersih) dan darah yang mengandung CO2 (darah kotor) bercampur dalam ventrikel. Pada jantung katak, terdapat permuaraan  vena cava anterior dan vena cava posterior pada suatu tempat yang dinamakan sinus venosus.
Jalannya peredaran darah kecil (peredaran darah paru – paru) adalah sebagai beerikut. Jantung bagian ventrikel  berkontraksi, darah akan dipompakan ke paru – paru melalui arteri pulmonalis dan ke kulit melalui arteri kutaneus.
Kulit merupakan alat pernapasan pada katak, selain paru – paru. Pada kulit dan paru – paru  darah mengalami pertukaran gas. Oleh karena itu, kulit katak sealu basah untuk mempermudah proses difusi gas. Dari kulit dan paru – paru darah kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung melalui vena cava.
Jalanya peredaran darah besar (peredaran darah seluruh tubuh) dimulai dari ventrikel, kemudian mengalir melalui aorta. Darah mengalir ketubuh bagian depan melalui aorta anterior yang bercabang dua menjadi trunkus anterioris kiri dan trunkus anterioris kanan, yang kemudian bercabang – cabang kembali menjadi arteri karotis yang menuju ke daerah kepala. Lengkung aorta beergabung dibagian belakang menjadi aorta dorsalis.
   


                             Gambar skema peredaran darah pada katak
 
 
Katak memiliki dua pembuluh vena porta, yakni vena porta renalis dan vena porta hepatika. Dari bagian anterior, darah kembali ke jantung melalui vena cava anterior. Adapun dari tubuh bagian belakang (posterior), darah mengalir melalui vena cava dorsal yang bermuara pada sinus venosus dan masuk ke jantung bagian atrium kanan.
3.  Reptilia
Jantung reptilia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
a. 2 atrium yaitu, 1 atrium dekster (serambi kanan) dan 1 atrium sinister (serambi kiri)
b. 2 ventrikel yaitu 1 ventrikel dekster (bilik kanan) dan 1 ventrikel sinister (bilik kiri)
Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan belum sempurna.                                                                 Pada buaya, sekat ventrikel terdapat suatu lubang yang disebut foramen panizzae yang memungkinkan pemberian O2 ke alat pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu penyelam di air. Peredaran darah pada reptil merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, selain itu karena darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali maka peredaran darah reptile disebut sebagai peredaran darah ganda.


                                       Gambar skema peredaran darah reptil
 
 


Tiga Pola Sistem Sirkulasi pada Reptil

Sistem peredaran darah pada reptil tidak bisa disamaratakan dalam satu model. Hal ini tidak begitu mengherankan mengingat keragaman morfologi, fisiologi dan perilaku yang ditemukan di dalam kelas reptil. Kita dapat membagi model jantung reptile ke dalam tiga pola yaitu, pola Squamata, pola Varanid, dan pola Crocodilian.

a.      Pola Squamata

Gambar jantung pola Squamata
 



Pola ini ditandai dengan tiga ruang jantung (2 atria dan 1 ventrikel jantung). Atrium kanan menerima darah miskin oksigen lalu diteruskan ke cavum venosum ventrikel. Atrium kiri menerima darah kaya oksigen dari paru-paru lalu diteruskan ke cavum arteriosum. Kontraksi ventricular pada pola ini adalah tunggal, yang mana akan berakibat pada tercampurnya darah miskin oksigen dan darah kaya oksigen.



b.      Pola varanid/kadal

Kelompok kadal-kadalan/Varanida biasanya memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari reptile lainnya dan memilliki sedikit perbedaan struktur jantung. Pola ini memiliki karakteristik berjantung tiga ruang tetapi cavum venosum-nya lebih kecil dari pada cavum venosum pada pola Squamata. Selain itu peredaran darahnya ganda. Perbedaan ini mengurangi resiko pencampuran dari darah kaya oksigen dan darah miskin oksigen.

c.       Pola Crocodilian/buaya
      Gambar jantung pola Crocodilian
 



Pola ini merupakan karakteristik dari Crocodilian/buaya. Jantungnya terdiri dari empat ruangan (dua atria dan dua ventrikel), tetapi terdapat saluran sempit, yaitu foramen Panizza, yang menghubungkan dua arteri utama (arteri kanan dan arteri kiri). Dua sistem arteri ini muncul dari ruang ventrikel yang berbeda (arteri kiri dari ventrikel kanan, dan arteri kanan dari ventrikel kiri). Ini memberikan kesempatan bagi paru – paru  untuk melakukan anoxia (mengurangi suplai oksigen pada jaringan tubuh) pada kondasi tertentu, misalnya ketika menyelam dalam air. Menurut para penyelam, buaya dapat diam dalam air selama 10-15 menit. Ketika buaya sedang bersembunyi dari mangsanya, kemampuan menyelam ini bisa lebih lama lagi, sekitar 30 menit atau lebih. Eksperimen menunjukkan bahwa kebanyakan buaya sebenarnya dapat bertahan di bawah air hingga 2 jam jika dalam keadaan tertekan.

Darah miskin oksigen dari tubuh di terima oleh atrium kanan dan di transport ke ventrikel kanan. Dari sana darah dipompa ke paru – paru  dan kembali ke atrium kiri. Darah kaya akan oksigen ini kemudia di pompa oleh ventrikel kiri menuju seluruh tubuh.

Walaupun sistem arteri kiri berasal dari ventrikel kanan, darah ini tersuplai oleh oksigen dari darah kaya oksigen di ventrikel kiri melalui foramen panizza. Karena tekanan dalam sistem sirkulasi lebih tinggi dari sirkulasi paru-paru. Katup pada sistem arteri kiri tetap tertutup untuk menjaga darah tetap terpisah. Ketika buaya menyelam, tekanan udara terbentuk dalam paru-paru, menurunkan aliran pada sistem paru-paru. Ini menurunkan jumlah darah yang mengalir ke paru-paru dan output dari ventrikel kanan langsung masuk ke sistem arteri kiri. Dengan cara ini, buaya mampu mencegah aliran darah ke paru-paru jika tidak diperlukan.
4.  Aves
Sistem peredaran darah pada aves berupa sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Sistem peredaran darah tertutup yang disebut sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah. Seperti pada mamalia, sirkulasi aves terjadi sebanyak 2 kali peredaran, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Peredaran darah kecil dimulai dari ventrikel kanan melalui paru-paru sampai atrium kiri, sedangkan peredaran darah besar dimulai dari ventrikel kiri sampai ventrikel kanan.
Jantung aves terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
a. 2 atrium yaitu, 1 atrium dekster (serambi kanan) dan 1 atrium sinister (serambi kiri)
b. 2 ventrikel yaitu, 1 ventrikel dekster (bilik kanan) dan ventrikel sinister (bilik kiri)
     Sistem peredaran darah pada aves
 



Sekat di antara ventrikel sinister dan ventrikel dekster telah sempurna sehingga tidak terjadi pencampuran darah yang kaya oksigen dan yang miskin oksigen. Terdapat tiga vena besar yaitu dua vena cava anterior dan satu vena posterior yang masuk langsung ke dalam atrium dekster. Vena pulmonalis mengembalikan darah yang sudah kaya akan oksigen dari paru-paru ke atrium sinister. Kedua atriumnya berdinding tipis, ventrikel sudah terpisah sempurna. Dinding otot ventrikel sinister jauh lebih tebal daripada ventrikel dekster. Antara antrium dekster dan ventrikel dekster dipisahkan oleh suatu valvula tunggal. Sedangkan pada atrium sinister dan ventrikel sinister dipisahkan oleh dua valvula yaitu valvula bicuspidalis. Pada aves hanya ada dua pembuluh darah yang meninggalkan jantung yaitu aorta pulmonalis dari ventrikel dekster dan arcus aorta dari ventrikel sinister.

Darah yang mengandung karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke dalam atrium dekster. Kemudian darah mengalir melewati valvula tunggal menuju ventrikel dekster. Kontraksi ventrikel dekster mendorong darah masuk ke arteri pulmonalis yang kemudian menuju paru-paru. Setelah melewati kapiler dalam paru-paru, darah yang banyak mengandung oksigen kembali ke jantung melewati vena pulmonalis. Atrium sinister menerima darah dari vena pulmonalis. Darah mengalir melewati vulva bikuspidalis menuju ke ventrikel sinister. Kontraksi ventrikel sinister mendorong darah melalui arcus aorta. Kemudian darah diedarkan ke seluruh tubuh. Darah diedarkan ke seluruh tubuh Kemudian. Darah yang kembali mengandung karbondioksida masuk menuju jantung melewati vena cava anterior dan posterior.

5.  Mammalia


Umumnya, sistem peredaran darah pada mammalia sama dengan manusia. Peredaran darahnya paling kompleks dan sempurna dibandingkan hewan lain. Alat peredaran darahnya terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada Mammalia terbagi menjadi empat bagian, yaitu atrium dexter yang merupakan tempat bermuaranya vena cava, atrium sinister yang merupakan tempat bermuaranya vena pulmonalis, ventrikel sinister yang merupakan tempat keluarnya aorta, dan ventrikel dexter yang merupakan tempat keluarnya arteri pulmonalis. Pembuluh darah pada Mammalia terdiri atas pembuluh darah vena dan pembuluh darah balik.

Gambar Sistem peredaran darah mammalia

2.2 Alat – Alat Sistem Peredaran Darah
Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah.
Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe.
Fungsi darah adalah sebagai berikut:
1. Darah sebagai Alat Pengangkut
Darah mengangkut sari-sari makanan dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Darah juga mengangkut zat-zat sisa pembakaran (oksidasi), yaitu karbon dioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Darah mengangkut zat-zat sisa metabolisme ke alat-alat pengeluaran (alat-alat ekskresi). Darah juga berfungsi mengedarkan hormon ke organ tubuh tertentu dan mengedarkan air ke seluruh tubuh.
2. Darah sebagai Alat Pertahanan Tubuh dari Penyakit
Zat antibodi yang terdapat dalam darah berfungsi mempertahankan kekebalan tubuh dari penyakit. Sel darah putih dalam darah berfungsi membinasakan kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
3. Darah sebagai Pengatur Suhu Tubuh

Darah memindahkan panas dari alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidakaktif sehingga keseimbangan suhu tubuh dapat terjaga.

4. Darah melakukan Proses Pembekuan Darah
                                                                                                                                              
Bila terjadi luka, sel-sel darah pembeku akan melakukan proses pembekuan darah sehingga darah tidak terus-menerus keluar. Dengan demikian, luka akan tertutup sehingga mencegak infeksi kuman penyakit.

Darah manusia tersusun atas 2 komponen, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah)
A.    Sel – sel  Darah

Sel darah adalah sel yang hidup dan merupakan bagian darah yang padat. Sel darah mencangkup 45% dari seluruh jumlah darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah atau sel darah pembeku (trombosit).

1.   Sel Darah Merah (Eritrosit)
a.       Sel Darah merah merupakan bagian utama dari sel-sel darah, karena jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan sel darah lainnya. Pada orang dewasa, setiap satu mililiter darah mengandung kira-kira 5.000.000 butir sel darah merah.
b.      Pada janin (fetus) sel darah merah dibentuk di hati dan di limpa. Setelah bayi dilahirkan, sel darah merah dibentuk di sumsum tulang.
c.       Sel darah merah berbentuk pipih, cekung di bagian tengah, dan tidak memiliki inti.
d.      Di dalam sel darah merah terdapat zat warna darah yang disebut Hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah suatu protein yang berkombinasi dengan senyawa henim, yang mengandung zat besi. Selain berfungsi sebagai zat warna pada sel darah merah, hemoglobin juga berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh sel tubuh dan mengangkut sedikit karbon dioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru.
e.       Umur sel darah merah yang beredar di dalam aliran darah sekitar 120 hari. Kemudian sel darah merah yang sudah tua akan mati dan dirombak menjadi bilirubin (zat warna empedu). Zat besi yang terkandung dalam hemoglobin digunakan kembali oleh sumsum tulang untuk membuat sel darah merah yang baru.
f.       Seseorang yang memiliki sel darah merah kurang dari normal menderita penyakit kurang darah atau anemia
2.   Sel Darah Putih (Leukosit)
a.       Sel darah putih lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sel darah merah. Pada orang dewasa yang normal, setiap satu mililiter darah mengandung kira-kira 8.000 butir sel darah putih.
b.      Dibuat di dalam sumsum merah, limpa, dan kelenjar getah bening (kelenjar limfe)
c.       Memiliki bermacam-macam jenis, yaitu neutrofil, basofil, eosinofil, monosit, dan limsofit. Umumnya berukuran lebih besar daripada sel darah merah, tidak memiliki bentuk tetap (amuboid), tidak berwarna, dan memiliki inti bulat atau cekung.
d.      Fungsi utama sel darah putih adalah memakan kuman-kuman penyakit atau benda asing lain yang masuk ke dalam tubuh (fagositis), juga berfungsi mengangkut lemak.
e.       Memiliki kemampuan menembus dinding pembuluh kapiler darah dan masuk ke dalam jaringan tubuh (diapedesis).
f.       Sel darah putih yang kalah melawan kuman penyakit yang menginfeksi tubuh melalui luka akan menjadi nanah.
g.      Basofil berperan dalam proses alergi, sedangkan limsofit memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh.
h.      Bila jumlah sel darah putih lebih dari normal disebut leukositis. Keadaan ini akan merugikan karena sel darah putih akan memakan sel darah merah. Sebaliknya, bila sel darah putih jumlahnya kurang dari normal disebut leukopeni. Keadaan ini otomatis menyebabkan tubuh kita tidak lagi terlindungi dari infeksi kuman penyakit, sehingga bakteri dalam tubuh berkembang biak dengan pesat karena tidak terkendali oleh sel darah putih.
3.   Keping Darah (Trombosit)
a.       Pada keadaan normal, setiap satu mililiter darah orang dewasa mengandung 200.000 - 400.000 butir keping darah.
b.      Berukuran kecil, bentuk tidak teratur, dan tidak memiliki inti.
c.       Berfungsi untuk proses pembekuan darah, memiliki sifat mudah pecah jika keluar dari pembuluh darah atau tersentuh oleh benda-benda yang permukaannya kasar.
B. Plasma Darah
a.       Berjumlah kira-kira 55% dari seluruh jumlah darah, dimana 90% adalah air dan sisanya adalah zat-zat terlarut.
b.      Berwarna kekuning-kuningan.
c.       Berfungsi sebagai pengangkut sari-sari makanan, hormon, zat-zat metabolisme, juga ikut membantu dalam proses pembekuan darah.
d.      Dalam plasma darah terdapat larutan protein darah, antara lain fibrinogen (berfungsi untuk pembekuan darah), albumin (menjaga keseimbangan tekanan osmosis), dan globulin (berfungsi untuk pembentukan antibodi).
e.       Larutan protein dalam plasma darah yang diendapkan akan meninggalkan cairan berwarna kuning jernih yang disebut serum darah. Serum darah bersifat melawan zat atau protein asing yang masuk ke dalam tubuh.
Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran darah adalah jantung pembuluh darah dan limfa.
2.2.1 Jantung
Jantung manusia dan mammalia lainnya memiliki empat ruang, yakni serambi kiri (atrium sinister), serambi kanan (atrium dekster), bilik kiri (ventrikel sinister), dan bilik kanan (ventrikel dekster). Jantung berfungsi untuk memompa darah. Bagian luar jantung, terbungkus oleh suatu selaput yang disebut perikaridium.    


                                 Gambar jantung sebagai alat peredaran darah
 
 


Dinding atrium lebih tipis daripada dinding ventrikel. Adapun dinding ventrikel kiri lebih tebal daripada dinding vertikel kanan. Hal ini disebabkan ventrikel kiri memerlukan kekuatan yang lebih besar untuk memompa darah keseluruh tubuh. Antara antrium kiri dan antrium kanan dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atriorum. Seadangkan sekat yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan dinamakan septum interventrikularis. Sekat pemisah antara atrium dan ventrikel dinamakan atrioventrikularis.  

Jantung  pada dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu jantung tubuler/vaskuler dan jantung berongga. Jantung jenis ini juga ditemukan pada invertebrata (moluska) yang mempunyai satu atau dua aurikel/serambi dan satu ventrikel/bilik
                                                                                           
2.2.2 Pembuluh Darah

Macam pembuluh darah adalah sebagai berikut:
a. Pembuluh Nadi / arteri
Pembuluh nadi merupakan pembuluh yang keluar dari jantung. Pembuluh
ini memiliki satu buah katup/klep berbentuk bulan sabit yang disebut valvula
semilunaris. Fungsi pembuluh ini adalah untuk menjaga aliran darah tetap
searah.
Pembuluh nadi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1). Pembuluh Nadi Besar
Pembuluh nadi besar disebut juga aorta. Pembuluh ini berhubungan langsung dengan bilik kiri, sehingga membawa darah kaya O2 yang akan dibawa ke seluruh tubuh, bagian kepala maupun bagian bawah dari organ tubuh. Pembuluh nadi lain yang berhubungan dengan bilik kanan adalah arteri pulmonales, yaitu mengangkut darah yang kaya CO2 . Pembuluh ini menghubungkan darah menuju organ paru-paru kiri dan kanan. Gas CO2 di dalam paru-paru akan dilepaskan dan diganti dengan O2 yang kemudian dibawa menuju jantung.
2). Arteri
Pembuluh arteri merupakan cabang dari aorta.
3). Arteriola
Pembuluh ini merupakan cabang arteri yang berhubungan langsung dengan kapiler. Pada kapiler ini akan terjadi pertukaran gas, kemudian dari kapiler ini darah akan kembali ke jantung melalui venula dan dibawa ke pembuluh balik (vena).
b. Pembuluh Balik / Vena
Pembuluh balik disebut juga vena, yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari seluruh tubuh ke jantung. Masuknya darah ke ruangan serambi kanan dari jantung. Pembuluh ini dibedakan menjadi tiga.



1). Vena Cava
Pembuluh ini mengangkut darah dari bagian atas (kepala) yang disebut vena cava superior dan dari bagian bawah, misalnya kaki, ginjal, hati, dan lain-lain yang disebut vena cava inferior.
2). Vena
Contoh pembuluh vena, yaitu vena pulmonalis. Pembuluh ini mengangkut darah yang
kaya O2 dari paru-paru menuju ke serambi kiri.
3). Venula
Pembuluh venula merupakan pembuluh balik yang langsung berhubungan dengan kapiler. Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena) sama-sama mempunyai fungsi yang sama, yaitu mengalirkan darah ke jantung dan dari jantung. Namun di antara keduanya memiliki perbedaan.
Gambar pembuluh darah Arteri dan Vena

 



2.2.3 Limfa

Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembas dalam ruang-ruang jaringan.

Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.

Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan. Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai dalam vili usus kecil.

Sistem limfa berfungsi untuk:
a. memberikan pertahanan tubuh melawan penyakit.
b. mengembalikan cairan yang berlebih dari jaringan tubuh ke dalam darah.
c. menyerap lemak yang berada di dalam usus halus untuk diangkut ke dalam darah.


Sistem limfatik terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a). Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan untuk kembali ke peredaran darah. Limfa sebenarnya merupakan cairan plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah dan kemudian menjadi cairan intersisial ruang antarsel pada jaringan.
Pembuluh limfa dibedakan menjadi:
1). Pembuluh Limfa Kanan ( Duktus Limfatikus Dekster )
Pembuluh limfa kanan terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari daerah kepala dan leher bagian kanan, dada kanan, lengan kanan, jantung dan paru-paru yang terkumpul dalam pembuluh limfa. Pembuluh limfa kanan bermuara di pembuluh balik (vena) di
bawah selangka kanan.
2). Pembuluh Limfa Kiri ( Duktus Toraksitus )
Pembuluh limfa kiri disebut juga pembuluh dada. Pembuluh limfa kiri terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari kepala dan leher bagian kiri dan dada kiri, lengan kiri, dan tubuh bagian bawah. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bagian bawah selangka kiri. Peredaran limfa merupakan peredaran yang terbuka. Peredaran ini dimulai dari jaringan tubuh dalam bentuk cairan jaringan. Cairan jaringan ini selanjutnya akan masuk ke dalam kapiler limfa. Kemudian kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang membentuk pembuluh limfa yang lebih besar dan akhirnya bergabung menjadi pembuluh limfa besar yaitu pembuluh limfa kanan dan kiri. Kurang lebih 100 mil cairan limfa akan dialirkan oleh pembuluh limfa menuju vena dan dikembalikan ke dalam darah.
b. Organ-Organ Limfoid
Organ-organ limfoid berperan sebagai tempat hidup sel fagositik. Organ-organ limfoid terdiri atas limpa, nodus limfa, sumsum tulang, timus, dan tonsil.

1). Limfa
Limfa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung. Fungsi limpa antara lain:
a) membunuh kuman penyakit.
b) membentuk sel darah putih (leukosit) dan antibodi.
c) menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
2). Nodus limfa
Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa.
3). Sumsum tulang
Sumsum tulang merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan. Limfosit yang berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan penyakit.
4). Timus
Timus memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada organ-organ limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin.
5). Tonsil
Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit, sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring.





2.3 Struktur dan Persyarafan Jantung

2.3.1 Struktur Jantung
Jantung termasuk salah satu organ vital dalam tubuh kita. Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (toraks), di atas paru-paru. Jantung berukuran sebesar kepalan tangan masing-masing orang. Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Pada manusia, jantung terdiri atas empat ruangan, yaitu serambi
kiri, serambi kanan, bilik kiri, dan bilik kanan. Dinding jantung terdiri atas 3 lapisan, antara lain perikardium, miokardium, dan endokardium. Perikardium adalah selaput pembungkus jantung. Perikardium terdiri dari 2 bagian, yaitu sebelah dalam dan luar. Di antara kedua lapisan perikardium dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan yang disebabkan oleh gerakan memompa dari jantung itu sendiri. Miokardium adalah otot jantung, adapun endokardium adalah selaput yang membatasi ruangan jantung.
Antara ruangan jantung terdapat klep (katup) yang berfungsi untuk mengatur aliran darah agar tetap searah. Klep pada ruangan jantung tersebut, antara lain:
a.   Valvula trikuspidalis dan valvula mitral Klep (katup) ini terdapat antara serambi
      kanan dan bilik kanan.
b.   Valvula bikuspidalis Letak klep (katup) ini terdapat antara serambi kiri dan bilik  
      kiri.
c. Valvula semilunaris Klep (katup) ini terdapat pada pangkal nadi besar.


Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7,571 liter darah.

2.3.2 Kerja Jantung

Jantung merupakan organ yang tugasnya sangat berat, karena ia harus bekerja 24 jam setiap hari, yaitu memompa darah. Bahkan, perlu kita ketahui ternyata jantung inilah organ pertama yang mempunyai fungsi sejak janin berusia 2 bulan. Pada janin yang berusia 2 bulan, jantung sudah mulai berdenyut memompa darah. Kerja jantung tidak
diperintah otak sadar. Jika kerja jantung tidak dipengaruhi otak, lalu siapa yang mengatur denyut jantung? Ternyata kerja denyut jantung diatur oleh arus listrik yang dihasilkannya sendiri. Salah satu faktanya dapat kita lihat pada jantung katak yang tetap berdenyut beberapa menit setelah diambil dari tubuhnya, bahkan masih dapat berdenyut beberapa hari apabila jantung tersebut direndam dengan larutan fisiologis seperti NaCl. Jantung bekerja dengan melakukan kontraksi otot dengan gerakan mengembang dan mengempis secara bergantian. Denyutan jantung tersebut dapat dirasakan pembuluh nadi pada tubuh kita.
Darah selalu beredar di dalam tubuh. Darah kembali dari paru-paru (pulmonum) lewat pembuluh balik paru-paru (pulmonal) dengan cadangan oksigen yang diperbaharui masuk de dalam serambi kiri jantung. Ketika serambi kiri berkontraksi, maka darah diperas masuk ke dalam bilik melalui katup (klep) mitral. Ketika bilik kiri berkontraksi, maka katup mitral ini menutup dan katup aorta membuka. Darah diperas masuk ke dalam aorta. Kemudian di alirkan ke seluruh pembuluh nadi menuju seluruh tubuh, membagikan oksigen ke jaringan-jaringan.
Kemudian darah kembali masuk jantung. Melewati serambi kanan dari pembuluh balik besar, dari bagian bawah tubuh dan dari kepala serta bagian atas tubuh. Darah tersebut di peras masuk ke dalam bilik kanan lewat katup (klep) trikuspidalis. Ketika bilik kanan berkontraksi, maka katup (klep) trikuspi-dalis ini menutup. Darah diperas masuk ke dalam pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis) lewat katup (klep) pulmonalis. Di dalam jaringan paru-paru (alveoli) cadangan oksigen darah diperbaharui kemudian kembali ke serambi kiri melalui pembuluh balik pulmonal. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan ditunjukan gambar kronologi jantung ketika berkerja.


                                               Gambar jantung ketika berkerja
 
 



Proses ini diulangi terus menerus dengan frekuensi 75 kali/menit. Periode dari suatu akhir kontraksi hingga akhir kontraksi berikutnya disebut siklus jantung. Siklus jantung dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
1) Periode Relaksasi
Pada saat ini serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang maksimal. Darah masuk ke jantung. Kondisi ini dinamakan diastol.
2) Periode Kontraksi
Pada saat ini otot bilik jantung menguncup. Darah dalam bilik di pompa ke pembuluh nadi paru-paru atau ke aorta secara bersama. Kondisi ini dinamakan sistol.
Pada pengukuran tekanan darah yang diukur adalah sistol dan diastol ini.
Pada seorang dewasa sehat tekanan darahnya 120/80 mm Hg. Artinya adalah tekanan sistol 120 mmHg dan diastol 80 mmHg. Alat untuk mengukur tekanan darah ini disebut dengan tensimeter (sphygmomanometer). Kasus lain terjadi pada peredaran darah janin (fetus) yang agak berbeda dengan peredaran darah pada orang dewasa seperti pada penjelasan di atas. Hal ini disebabkan bayi belum bernapas dengan paru-paru, sehingga kebutuhan akan O2 dan makanan harus dipenuhi dari ibunya, dengan bantuan plasenta. Darah dari serambi kanan melalui foramen ovale masuk ke serambi kiri. Selanjutnya, darah akan menuju plasenta dengan melalui arteria umbilikalis. Di dalam plasenta, darah akan mengambil O2 dan sari makanan. Dengan melewati vena umbilikalis, maka darah akan dibawa kembali ke dalam tubuh bayi.

2.3.3 Persyarafan jantung


Meskipun gerakan jantung bersifat ritmik, tetapi kecepatan kontraksi dipengaruhi oleh rangsangan yang sampai pada jantung melalui saraf vagus dan simpatetik. Cabang dari urat-urat saraf ini berjalan ke nodul sinus atrial. Pengaruh dari sistem simpatetik ini mempercepat irama jantung. Dan pengaruh dari vagus yang merupakan bagian dari sistem parasimpatetik yang menyebabkan gerakan jantung diperlambat. Secara normal jantung selalu mendapat hambatan dari vagus akan tetapi bila tonus vagus ditiadakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh sewaktu bergerak cepat, maka irama debaran jantung bertambah. Sebaliknya waktu tubuh istirahat maka irama lebih pelan.

Di dalam miokardium ada jalan-jalan penghantaran khusus yang berfungsi menjamin irama dan impuls serta kontraksi otot jantung, yang dikendalikan oleh sistem saraf tak sadar.
Sistem saraf yang bekerja pada jantung adalah sebagai berikut:
a.  Simpul Keith – Flack (nodus sino aurikularis), terdapat pada dinding serambi di
     antara vena yang masuk ke serambi kanan.
b.  Simpul Tawara (nodus atrioventrikularis), terdapat pada sekat serambi dengan  
     bilik.
c. Berkas His, yang terdapat pada sekat antara bilik jantung. Simpul saraf ini bercabang-cabang ke otot serambi jantung. Urutan normal jalannya impuls melalui sistem saraf dimulai dari nodus aurikularis. Karena itu nodus aurikularis disebut sebagai pemacu alami dari jantung. Impuls dari jantung ini kemudian menyebar dari nodus sino aurikularis menuju sistem penghantar khusus dan kemudian sampai ke otot-otot serambi. Impuls ini kemudian sampai ke nodus atriobentrikularis. Dari nodus atriobentrikularis impuls diteruskan ke berkas His. Berkas His ini bercabang menjadi cabang berkas sebelah kanan dan cabang berkas sebelah kiri, yang menjulur ke bawah pada sisi yang berlawanan dari sekat antara bilik. Berkas cabang ini merupakan asal dari suatu jalinan cabang serabut yang kompleks yang disebut dengan sistem Purkinje, yang menyebar ke seluruh permukaan sebelah dalam kedua bilik jantung. Penyebaran impuls melalui serabut Purkinje ini berjalan cepat sekali. Dengan adanya sistem saraf di atas akan dapat menghasilkan suatu kontraksi dan kegiatan simultan dari sel-sel miokardium.

2.4 Tekanan Darah

Darah yang dipompa keluar dari jantung memiliki kekuatan dan kecepatan mengalir tertentu. Kekuatan tersebut disebut tekanan darah. Tekanan darah dapat diukur dengan tensimeter. Tekanan yang dapat diukur adalah tekanan sistol dan diastol.
Jika  atrium jantung menguncup, ventrikel jantung mengembang dan darah akan mengalir dari atrium ke dalam ventrikel. Pada keadan tersebut, ventrikel mengendor maksimum dan ruang atrium berkontraksi maksimum. Peristiwa tersebut disebut diastol. Secara sederhana tekanan diastol merupakan tekanan darah yang terjadi ketika darah masuk jantung. Ketika diastol, otot jamtung dalam keadan relaksi.

Sesudah darah masuk ke dalam ventrikel, rangsangan yang melalui berkas Hiss terputus sebentar, kuurang lebih sepersepuluh detik. Keadan itu digunakan oleh otot jantung untuk beristirahat. Selanjutnya, ventrikel kiri berkontraksi, darah dipompa dari ventrikel kiri ke atrium kiri. Darah dari atrium kiri akan dialirkan keseluruh tubuh. Tekanan darah pada keadan tersebut disebut tekanan sistol. Pada keadan sistol otot jantung berkontraksi.
Umumnya orang dewasa yang normal memiliki tekanan sistol kurang lebih 120 mmHg dan tekanan diastol kurang lebih 80 mmHg. Seseorang yang tekanan darahnya di atas normal disebut tekanan darah tinggi (hipertensi). Seseorang yang tekanan darahnya di bawah normal disebut tekanan darah rendah (hipotensi).



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari pempahasan dapat disimpulkan bahwa sistem sirkulasi merupakan proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Sistem sirkulasi pada hewan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, sistem sirkulasi terbuka dan sistem sirkulasi tertutup. Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah. Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe. Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran darah adalah jantung  pembuluh darah dan limfe. Darah yang dipompa keluar dari jantung memiliki kekuatan dan kecepatan mengalir tertentu. Kekuatan tersebut disebut tekanan darah.

3.2  Saran

Kami menyadari dalam penyususnan makalah ini jauh dari kesempurnan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna melengkapi kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan dengan tersusunnya makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun kami sendiri.
 
Daftar Pustaka

Anonimus.2009.Sistem Peredaran Darah pada Hewan.(Online).

Anonimus.2009.Sistem Peredaran Darah Manusia.(Online).

Anonimus.2010.Alat Peredaran Darah.(Online).
http://mycardiovascular.blogspot.com/search/label/anatomijantung.Di akses   1 April 2011.

Isnaeni,Wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta:Kanisus.

Karmana,Oman.2007.Biologi.Jakarta:Grafindo Media Pratama.


0 komentar:

Posting Komentar