SISTEM
SIRKULASI DAN DARAH, ALAT – ALAT SISTEM PEREDARAN DARAH, STRUKTUR DAN PERSYSRAFAN
JANTUNG,
SERTA TEKANAN DARAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem sirkulasi
sangatlah berperan dalam kelangsungan hidup semua hewan maupun manusia. Namun
tidak semua hewan memiliki sistem sirkulasi khusus. Pada hewan berukuran kecil,
berbagai zat seperti makanan dan sisa metabolisme dapat berdifusi dengan mudah.
Dengan demikian struktur khusus
untuk mentranspor zat – zat tersebut tidak diperlukan. Dengan kata lain berbagai
hewan kecil tidak memerlukan sistem sirkulasi khusus untuk transpor berbagai
macam zat.
Akan tetapi proses difusi berlangsung sangat
lambat sehingga cara tersebut tidak memungkinkan dapat memenuhi semua hewan
berukuran besar dan hewan yang memiliki aktivitas tinggi. Oleh karena itu hewan
– hewan tersebut memerlukan sistem sirkulasi khusus. Sistem sirkulasi khusus
tersebut diperlukan untuk peredaran darah maupun zat keseluruh tubuh.
Mengingat pentingnya sistem sirkulasi dan bagian –
bagian lainnya maka kami akan membahas dalam makalah ini. Yaitu yang akan
membahas mengenai berbagai cara transpor/peredaran darah pada hewan
invertebrata maupun vertebrata. Dan membahas mengenai alat – alat sistem
peredaran darah yaitu mengenai jantung, pembuluh darah dan limfe. Struktur dan
persysrafan jantung yaitu mengenai bagian – bagian maupun struktur dari jantung
dan tekanan darah.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem
peredararan darah?
2. Apa saja alat maupun organ dalam sistem
peredaran darah?
3. Bagaimana struktur dan persyarafan pada
jantung?
4. Apakah yang dimaksud terjadinya tekanan
darah itu?
1.3 Tujuan
Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka
tujuan dari makalah ini yaitu diantaranya agar dapat mengetahui:
1. Mengenai sistem sirkulasi pada hewan
invertebrata maupun vertebrata
2. Mengenai macam – macam sistem sirkulasi
3. Mengenai alat – alat dalam sistem
peredaran darah
4. Mengenai peredaran darah terbuka dan
tertutup
5. Mengenai struktur dan persyarafan jantung
6. Mengenai tekanan darah
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Sirkulasi dan Darah, Alat – Alat Sistem
Peredaran Darah, Struktur dan Persysrafan Jantung, Tekanan Darah
2.1 Sistem Sirkulasi dan
Darah
Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3,
yaitu :
1. Sistem difusi terjadi pada
avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa
jantung dengan salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan
umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma.
Makanan umumnya distributes keseluruh tubuh karena adanya Aliran protoplasma.
2. Sistem peredaran Darah Terbuka Merupakan
sistem peredaran atau sistem distribusi darah keseluruh tubuh (jaringan) yang
tidak selalu melewati pembuluh kapiler darah. Misal : Arthropoda.
3. Sistem peredaran darah
tertutup jika dalam peredaran-nya darah selalu
berada di dalam pembuluh. Misal : Annelida,
Mollusca, Vertebrata . Misal: Annelida,
Mollusca, Vertebrata.
2.1.1 Sistem Peredaran Darah pada Invertebrata
1. Porifera
Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua lapisan
sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit
berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan
keseluruh tubuh oleh amoebosit.
2. Hydra
Pada dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai pencerna dan
juga berfungsi sebagai sirkulasi.
3. Platyhelminthes
Sel mesenkim berrfungsi membantu distribusi makanan yang telah dicernakan. Makanan yang tidak dicerna dikeluarkan
melalui mulut, misal pada Planaria.
4. Annelida
Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh darah
dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi
sebagai jantung,misal pada cacing tanah (Pheretima). Oksigen diabsorbsi melalui
kulit dan dibawa pembuluh kapiler menuju ke pembuluh dorsal. Pertukaran darah
terjadi pada kapiler. Darah cacing tanah mengandung hemoglobin yang terlarut
dalam cairan darahnya.
5. Mollusca
Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini sudah
terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah
vena dan arteri, misal pada keong (Pila globosa).
6. Arthropoda
Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantung disebut jantung pembuluh.
Darah dan cairan tubuh serangga disebut hemolimfa. Fungsi hemolimfa adalah
mengedarkan zat makanan ke sel-sel. Hemolimfa tidak mengandung haemoglobin
sehingga tidak mengikat oksigen dan darah tidak berwarna merah. O2 dan CO2 diedarkan melalui sistem trakea.
2.1.2 Sistem Peredaran Darah
pada Vertebrata
1. Pisces
Darah ikan terdiari dari sel darah merah , sel darah putih dan plasma
darah. Sistem peredaran darah pada ikan melibatkan jantung dan pembuluh darah. Jantung ikan terdiri
atas sinus venosus, atrium, dan ventrikel. Jantumg ikan berada dalam suatu
rongga yang dinamakan perikardium.
Jantung ikan terdiri atas dua ruang, yakni satu ventrikel ikan dan satu atrium.

|
Pada gambah di atas tampak aliran darah yang hanya satu kali melewati
jantung. Darah kotor dan sistem kapiler mengalir masuk ke atrium dan
selanjutnya mengalir ke ventrikel. Darah dari ventrikel dipompa keluar dari
jantung menuju insang melelui aorta
ventralis yang kemudian bercabang – cabang membentuk arteri. Selanjutnya
darah masuk ke dalam insang melalui arteri
eferen brankialis. Darah tersebut
banyak mengandung CO2.
Di dalam insang CO2
dibebaskan ke dalam air dan O2 berdifusi dari air ke dalam insang sehingga
darah yang meninggalkan insang merupakan darah bersih yang banyak mengandung O2. Melalui aorta dorsalis darah diedarkan
ke seluruh tubuh. Darah dari tubuh bagian depan kembali ke jantung melalui vena
kardinalis anterior dan vena kardinalis
posterior.
2. Amphibia
Salah satu contoh amphibia yang sangat dikenal adalah katak. Sistem
peredaran darah pada katak merupakan sistem peredaran darah ganda karena darah
melewati jantung sebanyak dua kali peredaran darah, yakni peredaran darah kecil
dan peredaran darah besar. Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah menuju
paru – paru, kemudian kembali ke jantung. Sementara itu, peredaran darah besar
merupakan peredaran darah menuju keseluruh tubuh, kemudian kembali ke jantung.
Jantung katak memiliki tiga ruang yang terdiri atas dua atrium (kiri dan
kanan) dan satu ruang ventrikel. Darah
yang banyak mengandung O2
(darah bersih) dan darah yang mengandung CO2 (darah kotor) bercampur dalam ventrikel.
Pada jantung katak, terdapat permuaraan
vena cava anterior dan vena cava posterior pada suatu tempat yang
dinamakan sinus venosus.
Jalannya peredaran darah kecil (peredaran darah paru – paru) adalah sebagai
beerikut. Jantung bagian ventrikel
berkontraksi, darah akan dipompakan ke paru – paru melalui arteri pulmonalis dan ke kulit melalui arteri kutaneus.
Kulit merupakan alat pernapasan pada katak, selain paru – paru. Pada kulit
dan paru – paru darah mengalami
pertukaran gas. Oleh karena itu, kulit katak sealu basah untuk mempermudah
proses difusi gas. Dari kulit dan paru – paru darah kembali ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis. Darah dari
seluruh tubuh kembali ke jantung melalui vena cava.
Jalanya peredaran darah besar (peredaran darah seluruh tubuh) dimulai dari
ventrikel, kemudian mengalir melalui aorta. Darah mengalir ketubuh bagian depan
melalui aorta anterior yang bercabang
dua menjadi trunkus anterioris kiri
dan trunkus anterioris kanan, yang
kemudian bercabang – cabang kembali menjadi arteri
karotis yang menuju ke daerah kepala. Lengkung aorta beergabung dibagian
belakang menjadi aorta dorsalis.
|
Katak memiliki dua pembuluh vena porta, yakni vena porta renalis dan vena
porta hepatika. Dari bagian
anterior, darah kembali ke jantung melalui vena
cava anterior. Adapun dari tubuh bagian belakang (posterior), darah
mengalir melalui vena cava dorsal
yang bermuara pada sinus venosus dan masuk ke jantung bagian atrium kanan.
3. Reptilia
Jantung reptilia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
a. 2 atrium yaitu, 1 atrium dekster (serambi kanan) dan 1 atrium sinister
(serambi kiri)
b. 2 ventrikel yaitu 1 ventrikel dekster (bilik kanan) dan 1 ventrikel
sinister (bilik kiri)
Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan belum sempurna. Pada buaya, sekat
ventrikel terdapat suatu lubang yang disebut foramen panizzae yang memungkinkan
pemberian O2 ke
alat pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu penyelam
di air. Peredaran darah pada reptil merupakan
peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah, selain itu karena darah mengalir melewati jantung
sebanyak dua kali maka peredaran darah reptile disebut sebagai peredaran darah
ganda.
|
Tiga Pola Sistem Sirkulasi pada Reptil
Sistem peredaran darah pada reptil tidak bisa
disamaratakan dalam satu model. Hal ini tidak begitu mengherankan mengingat
keragaman morfologi, fisiologi dan perilaku yang ditemukan di dalam kelas
reptil. Kita dapat membagi model jantung
reptile ke dalam tiga pola yaitu, pola Squamata, pola Varanid, dan pola
Crocodilian.
a. Pola Squamata
|

Pola ini ditandai dengan tiga ruang jantung (2
atria dan 1 ventrikel jantung). Atrium kanan menerima darah miskin oksigen
lalu diteruskan ke cavum venosum ventrikel. Atrium
kiri menerima darah kaya oksigen dari paru-paru lalu diteruskan ke cavum
arteriosum. Kontraksi ventricular pada pola
ini adalah tunggal, yang mana akan berakibat pada tercampurnya darah miskin
oksigen dan darah kaya oksigen.
b. Pola varanid/kadal
Kelompok
kadal-kadalan/Varanida biasanya memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi
dari reptile lainnya dan memilliki sedikit perbedaan struktur jantung. Pola ini
memiliki karakteristik berjantung tiga ruang tetapi cavum venosum-nya lebih
kecil dari pada cavum venosum pada pola Squamata. Selain itu peredaran darahnya ganda. Perbedaan ini mengurangi resiko pencampuran dari darah
kaya oksigen dan darah miskin oksigen.
c.
Pola Crocodilian/buaya
|

Pola
ini merupakan karakteristik dari Crocodilian/buaya. Jantungnya terdiri
dari empat ruangan (dua atria dan dua ventrikel), tetapi terdapat saluran
sempit, yaitu foramen Panizza, yang menghubungkan dua arteri utama (arteri
kanan dan arteri kiri). Dua sistem arteri
ini muncul dari ruang ventrikel yang berbeda (arteri kiri dari ventrikel kanan,
dan arteri kanan dari ventrikel kiri). Ini
memberikan kesempatan bagi paru – paru untuk melakukan anoxia (mengurangi suplai
oksigen pada jaringan tubuh) pada kondasi tertentu, misalnya ketika menyelam
dalam air. Menurut para penyelam, buaya
dapat diam dalam air selama 10-15 menit. Ketika
buaya sedang bersembunyi dari mangsanya, kemampuan menyelam ini bisa lebih lama
lagi, sekitar 30 menit atau lebih. Eksperimen
menunjukkan bahwa kebanyakan buaya sebenarnya dapat bertahan di bawah air
hingga 2 jam jika dalam keadaan tertekan.
Darah
miskin oksigen dari tubuh di terima oleh atrium kanan dan di transport ke
ventrikel kanan. Dari sana darah dipompa ke paru – paru dan kembali ke atrium kiri. Darah kaya akan oksigen ini kemudia di pompa oleh
ventrikel kiri menuju seluruh tubuh.
Walaupun
sistem arteri kiri berasal dari ventrikel kanan, darah ini tersuplai oleh
oksigen dari darah kaya oksigen di ventrikel kiri melalui foramen panizza. Karena
tekanan dalam sistem sirkulasi lebih tinggi dari sirkulasi paru-paru. Katup pada sistem arteri kiri tetap tertutup untuk
menjaga darah tetap terpisah. Ketika buaya
menyelam, tekanan udara terbentuk dalam paru-paru, menurunkan aliran pada sistem
paru-paru. Ini menurunkan jumlah darah yang
mengalir ke paru-paru dan output dari ventrikel kanan langsung masuk ke sistem
arteri kiri. Dengan cara ini, buaya mampu
mencegah aliran darah ke paru-paru jika tidak diperlukan.
4. Aves
Sistem peredaran darah pada aves berupa sistem
peredaran darah tertutup dan ganda. Sistem peredaran darah tertutup yang disebut
sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah. Seperti pada mamalia, sirkulasi aves terjadi sebanyak 2
kali peredaran, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Peredaran darah kecil dimulai dari ventrikel kanan melalui paru-paru sampai atrium kiri, sedangkan
peredaran darah besar dimulai dari ventrikel kiri sampai ventrikel kanan.
Jantung aves terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :
a. 2 atrium yaitu, 1 atrium dekster (serambi kanan) dan 1 atrium sinister
(serambi kiri)
b. 2 ventrikel yaitu, 1 ventrikel dekster (bilik kanan) dan ventrikel
sinister (bilik kiri)
|

Sekat di antara ventrikel sinister dan ventrikel
dekster telah sempurna sehingga tidak terjadi pencampuran darah
yang kaya oksigen dan yang miskin oksigen. Terdapat
tiga vena besar yaitu dua vena cava anterior dan satu vena posterior yang masuk
langsung ke dalam atrium dekster. Vena
pulmonalis mengembalikan darah yang sudah kaya akan oksigen dari paru-paru ke
atrium sinister. Kedua atriumnya berdinding
tipis, ventrikel sudah terpisah sempurna. Dinding
otot ventrikel sinister jauh lebih tebal daripada ventrikel dekster. Antara antrium dekster dan ventrikel dekster dipisahkan
oleh suatu valvula tunggal. Sedangkan pada
atrium sinister dan ventrikel sinister dipisahkan oleh dua valvula yaitu
valvula bicuspidalis. Pada aves hanya ada
dua pembuluh darah yang meninggalkan jantung yaitu aorta pulmonalis dari
ventrikel dekster dan arcus aorta dari ventrikel sinister.
Darah yang mengandung karbondioksida dari seluruh
tubuh masuk ke dalam atrium dekster. Kemudian darah
mengalir melewati valvula tunggal menuju ventrikel dekster. Kontraksi ventrikel dekster mendorong darah masuk ke
arteri pulmonalis yang kemudian menuju paru-paru. Setelah melewati kapiler dalam paru-paru, darah yang
banyak mengandung oksigen kembali ke jantung melewati vena pulmonalis. Atrium sinister menerima darah dari vena pulmonalis.
Darah mengalir melewati vulva bikuspidalis menuju
ke ventrikel sinister. Kontraksi ventrikel
sinister mendorong darah melalui arcus aorta. Kemudian darah diedarkan ke seluruh tubuh. Darah
diedarkan ke seluruh tubuh Kemudian. Darah yang
kembali mengandung karbondioksida masuk menuju jantung melewati vena cava
anterior dan posterior.
5. Mammalia
Umumnya, sistem peredaran darah pada mammalia sama dengan manusia.
Peredaran darahnya paling kompleks dan sempurna dibandingkan hewan lain. Alat
peredaran darahnya terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Sistem peredaran
darahnya merupakan sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada Mammalia
terbagi menjadi empat bagian, yaitu atrium dexter yang merupakan tempat
bermuaranya vena cava, atrium sinister yang merupakan tempat bermuaranya vena
pulmonalis, ventrikel sinister yang merupakan tempat keluarnya aorta, dan
ventrikel dexter yang merupakan tempat keluarnya arteri pulmonalis. Pembuluh
darah pada Mammalia terdiri atas pembuluh darah vena dan pembuluh darah balik.
Gambar
Sistem peredaran darah mammalia
2.2 Alat – Alat Sistem Peredaran Darah
Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah
beredar dengan bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah.
Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe.
Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui pembuluh limfe.
Fungsi darah
adalah sebagai berikut:
1. Darah sebagai Alat Pengangkut
Darah mengangkut
sari-sari makanan dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Darah juga mengangkut
zat-zat sisa pembakaran (oksidasi), yaitu karbon dioksida dari sel-sel tubuh ke
paru-paru. Darah
mengangkut zat-zat sisa metabolisme ke alat-alat pengeluaran (alat-alat
ekskresi). Darah juga berfungsi mengedarkan hormon ke organ tubuh tertentu dan
mengedarkan air ke seluruh tubuh.
2. Darah sebagai Alat Pertahanan Tubuh dari
Penyakit
Zat antibodi yang
terdapat dalam darah berfungsi mempertahankan kekebalan tubuh dari penyakit. Sel darah putih dalam darah berfungsi membinasakan
kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
3. Darah sebagai Pengatur Suhu Tubuh
Darah memindahkan panas dari alat-alat
tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidakaktif sehingga keseimbangan suhu
tubuh dapat terjaga.
4. Darah melakukan Proses Pembekuan Darah
Bila terjadi luka, sel-sel darah pembeku akan melakukan proses pembekuan
darah sehingga darah tidak terus-menerus keluar. Dengan demikian, luka akan tertutup sehingga mencegak infeksi kuman
penyakit.
Darah manusia tersusun atas 2 komponen, yaitu
sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah)
A.
Sel – sel Darah
Sel darah adalah sel yang hidup dan merupakan bagian darah yang padat. Sel darah mencangkup 45% dari seluruh jumlah darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah atau sel darah pembeku (trombosit).
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
a.
Sel Darah merah
merupakan bagian utama dari
sel-sel darah, karena jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan sel darah
lainnya. Pada orang dewasa, setiap satu mililiter darah mengandung kira-kira 5.000.000 butir sel darah merah.
b. Pada janin (fetus) sel darah merah dibentuk di hati dan di limpa.
Setelah bayi dilahirkan, sel
darah merah dibentuk di sumsum tulang.
c. Sel darah merah berbentuk pipih, cekung di bagian tengah,
dan tidak memiliki inti.
d. Di dalam sel darah merah
terdapat zat warna darah yang disebut Hemoglobin
(Hb). Hemoglobin adalah suatu protein yang berkombinasi dengan senyawa henim,
yang mengandung zat besi. Selain berfungsi
sebagai zat warna pada sel darah merah, hemoglobin juga berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh sel tubuh
dan mengangkut sedikit karbon dioksida
dari sel-sel tubuh ke paru-paru.
e. Umur sel darah merah yang
beredar di dalam aliran darah sekitar 120
hari. Kemudian sel darah merah yang sudah tua akan mati dan dirombak menjadi bilirubin (zat warna empedu). Zat besi
yang terkandung dalam hemoglobin digunakan kembali oleh sumsum tulang untuk
membuat sel darah merah yang baru.
f. Seseorang yang memiliki sel
darah merah kurang dari normal menderita penyakit kurang darah atau anemia
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
a. Sel darah putih lebih
sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sel darah merah. Pada orang dewasa
yang normal, setiap satu mililiter darah mengandung kira-kira 8.000 butir sel darah putih.
b. Dibuat di dalam sumsum
merah, limpa, dan kelenjar getah bening (kelenjar limfe)
c. Memiliki bermacam-macam jenis, yaitu neutrofil, basofil,
eosinofil, monosit, dan limsofit. Umumnya berukuran lebih besar daripada sel darah merah, tidak memiliki bentuk tetap (amuboid),
tidak berwarna, dan memiliki inti bulat atau cekung.
d. Fungsi utama sel darah putih adalah memakan kuman-kuman penyakit atau benda asing lain yang masuk ke dalam
tubuh (fagositis), juga berfungsi mengangkut lemak.
e. Memiliki kemampuan menembus
dinding pembuluh kapiler darah dan masuk ke
dalam jaringan tubuh (diapedesis).
f. Sel darah putih yang kalah melawan kuman penyakit yang menginfeksi tubuh melalui luka
akan menjadi nanah.
g. Basofil berperan dalam proses alergi, sedangkan limsofit
memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh.
h. Bila jumlah sel darah putih lebih dari normal disebut
leukositis. Keadaan ini akan merugikan karena sel darah putih akan memakan sel darah merah. Sebaliknya, bila sel
darah putih jumlahnya kurang dari
normal disebut leukopeni.
Keadaan ini otomatis menyebabkan tubuh
kita tidak lagi terlindungi dari infeksi kuman penyakit, sehingga
bakteri dalam tubuh berkembang biak dengan pesat karena tidak terkendali oleh
sel darah putih.
3. Keping Darah (Trombosit)
a. Pada keadaan normal, setiap satu mililiter darah orang
dewasa mengandung 200.000 - 400.000
butir keping darah.
b. Berukuran kecil, bentuk tidak teratur, dan tidak memiliki inti.
c. Berfungsi untuk proses
pembekuan darah, memiliki sifat mudah pecah jika keluar dari pembuluh
darah atau tersentuh oleh benda-benda yang permukaannya kasar.
B. Plasma Darah
a. Berjumlah kira-kira 55% dari seluruh jumlah darah, dimana 90% adalah air dan sisanya
adalah zat-zat terlarut.
b. Berwarna
kekuning-kuningan.
c. Berfungsi sebagai pengangkut sari-sari makanan, hormon, zat-zat metabolisme, juga ikut membantu dalam proses pembekuan
darah.
d. Dalam
plasma darah terdapat larutan protein
darah, antara lain fibrinogen
(berfungsi untuk pembekuan darah), albumin
(menjaga keseimbangan tekanan osmosis), dan globulin (berfungsi untuk pembentukan antibodi).
e. Larutan
protein dalam plasma darah yang diendapkan akan meninggalkan cairan berwarna
kuning jernih yang disebut serum darah.
Serum darah bersifat melawan zat atau
protein asing yang masuk ke dalam tubuh.
Pada hewan alat transpornya
adalah cairan tubuh, dan pada hewan tingkat tinggi alat transportasinya adalah
darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran darah adalah jantung pembuluh darah
dan limfa.
2.2.1 Jantung
Jantung manusia
dan mammalia lainnya memiliki empat ruang, yakni serambi kiri (atrium sinister), serambi kanan (atrium dekster), bilik kiri (ventrikel sinister), dan bilik kanan (ventrikel dekster). Jantung berfungsi untuk memompa darah. Bagian luar
jantung, terbungkus oleh suatu selaput yang disebut perikaridium.
|
Dinding atrium lebih tipis daripada dinding
ventrikel. Adapun dinding ventrikel kiri lebih tebal daripada dinding vertikel
kanan. Hal ini disebabkan ventrikel kiri memerlukan kekuatan yang lebih besar
untuk memompa darah keseluruh tubuh. Antara antrium kiri dan antrium kanan
dipisahkan oleh sekat yang disebut septum
atriorum. Seadangkan sekat yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan
dinamakan septum interventrikularis.
Sekat pemisah antara atrium dan ventrikel dinamakan atrioventrikularis.
Jantung
pada dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu jantung
tubuler/vaskuler dan jantung berongga. Jantung jenis ini juga ditemukan pada
invertebrata (moluska) yang mempunyai satu atau dua aurikel/serambi dan satu
ventrikel/bilik
2.2.2 Pembuluh Darah
Macam pembuluh darah adalah sebagai berikut:
a. Pembuluh Nadi / arteri
Pembuluh nadi merupakan pembuluh yang keluar dari jantung.
Pembuluh
ini memiliki satu buah katup/klep berbentuk bulan sabit yang disebut valvula
semilunaris. Fungsi pembuluh ini adalah untuk menjaga aliran darah tetap
searah. Pembuluh nadi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
ini memiliki satu buah katup/klep berbentuk bulan sabit yang disebut valvula
semilunaris. Fungsi pembuluh ini adalah untuk menjaga aliran darah tetap
searah. Pembuluh nadi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1). Pembuluh Nadi Besar
Pembuluh nadi besar disebut juga aorta. Pembuluh ini berhubungan langsung dengan
bilik kiri, sehingga membawa darah kaya O2 yang akan dibawa ke seluruh tubuh, bagian kepala maupun
bagian bawah dari organ tubuh. Pembuluh nadi lain yang berhubungan dengan bilik
kanan adalah arteri pulmonales, yaitu mengangkut darah yang kaya CO2 . Pembuluh ini menghubungkan darah menuju
organ paru-paru kiri dan kanan. Gas CO2 di dalam paru-paru akan dilepaskan dan diganti
dengan O2 yang
kemudian dibawa menuju jantung.
2). Arteri
Pembuluh arteri merupakan cabang dari aorta.
3). Arteriola
Pembuluh ini merupakan cabang arteri yang
berhubungan langsung dengan kapiler. Pada kapiler ini akan terjadi pertukaran
gas, kemudian dari kapiler ini darah akan kembali ke jantung melalui venula dan
dibawa ke pembuluh balik (vena).
b. Pembuluh Balik / Vena
b. Pembuluh Balik / Vena
Pembuluh balik disebut juga vena, yaitu pembuluh
yang mengangkut darah dari seluruh tubuh ke jantung. Masuknya darah ke ruangan
serambi kanan dari jantung. Pembuluh ini dibedakan menjadi tiga.
1). Vena Cava
Pembuluh ini mengangkut darah dari bagian atas
(kepala) yang disebut vena cava superior dan dari bagian bawah, misalnya kaki,
ginjal, hati, dan lain-lain yang disebut vena cava inferior.
2). Vena
Contoh pembuluh vena, yaitu vena pulmonalis. Pembuluh
ini mengangkut darah yang
kaya O2 dari paru-paru menuju ke serambi kiri.
3). Venula
Pembuluh venula merupakan pembuluh balik yang
langsung berhubungan dengan kapiler. Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik
(vena) sama-sama mempunyai fungsi yang sama, yaitu mengalirkan darah ke jantung
dan dari jantung. Namun di antara keduanya memiliki perbedaan.
|
2.2.3 Limfa
Sistem
saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah
meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian
cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang
merembas dalam ruang-ruang jaringan.
Hampir seluruh
jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan
secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf
pusat, bagian dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.
Struktur pembuluh
limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga
pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan. Pembuluh limfe yang
terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya
atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler
yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai
organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai dalam
vili usus kecil.
Sistem limfa
berfungsi untuk:
a. memberikan
pertahanan tubuh melawan penyakit.
b. mengembalikan
cairan yang berlebih dari jaringan tubuh ke dalam darah.
c. menyerap
lemak yang berada di dalam usus halus untuk diangkut ke dalam darah.
Sistem limfatik
terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a). Pembuluh
Limfa
Pembuluh limfa
berfungsi untuk mengangkut cairan untuk kembali ke peredaran darah. Limfa
sebenarnya merupakan cairan plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh
kapiler di sistem peredaran darah dan kemudian menjadi cairan intersisial ruang
antarsel pada jaringan.
Pembuluh limfa
dibedakan menjadi:
1). Pembuluh
Limfa Kanan ( Duktus Limfatikus Dekster )
Pembuluh limfa
kanan terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari daerah kepala dan leher
bagian kanan, dada kanan, lengan kanan, jantung dan paru-paru yang terkumpul
dalam pembuluh limfa. Pembuluh limfa
kanan bermuara di pembuluh balik (vena) di
bawah selangka kanan.
2). Pembuluh Limfa Kiri ( Duktus Toraksitus )
Pembuluh limfa kiri disebut juga pembuluh dada.
Pembuluh limfa kiri terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari kepala dan
leher bagian kiri dan dada kiri, lengan kiri, dan tubuh bagian bawah. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bagian
bawah selangka kiri. Peredaran limfa merupakan peredaran yang terbuka.
Peredaran ini dimulai dari jaringan tubuh dalam bentuk cairan jaringan. Cairan jaringan ini selanjutnya akan masuk
ke dalam kapiler limfa. Kemudian kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler
limfa yang membentuk pembuluh limfa yang lebih besar dan akhirnya bergabung
menjadi pembuluh limfa besar yaitu pembuluh limfa kanan dan kiri. Kurang lebih
100 mil cairan limfa akan dialirkan oleh pembuluh limfa menuju vena dan
dikembalikan ke dalam darah.
b. Organ-Organ Limfoid
Organ-organ limfoid berperan sebagai tempat hidup
sel fagositik. Organ-organ limfoid terdiri atas limpa, nodus limfa, sumsum
tulang, timus, dan tonsil.
1). Limfa
Limfa merupakan organ limfoid yang paling besar.
Kelenjar yang dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang
lambung. Fungsi limpa antara lain:
a) membunuh kuman penyakit.
a) membunuh kuman penyakit.
b) membentuk sel darah putih (leukosit) dan
antibodi.
c) menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
2). Nodus limfa
Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih
kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil
lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi
nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa.
3). Sumsum tulang
Sumsum tulang merupakan jaringan penghasil
limfosit. Sel-sel limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami
perkembangan. Limfosit yang berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi
limfosit B. Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus akan
menjadi limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan
penyakit.
4). Timus
Timus memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat
perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit
T. Timus tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada
organ-organ limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T ini, maka timus mensekresikan
hormon tipopoietin.
5). Tonsil
Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di
bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang
banyak mengandung limfosit, sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh
bibit penyakit dan melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan
faring.
2.3 Struktur dan Persyarafan Jantung
2.3.1 Struktur Jantung
Jantung termasuk salah satu organ vital dalam
tubuh kita. Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada
(toraks), di atas paru-paru. Jantung berukuran sebesar kepalan tangan
masing-masing orang. Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh. Pada
manusia, jantung terdiri atas empat ruangan, yaitu serambi
kiri, serambi kanan, bilik kiri, dan bilik kanan. Dinding
jantung terdiri atas 3 lapisan, antara lain perikardium, miokardium, dan
endokardium. Perikardium adalah selaput pembungkus jantung. Perikardium terdiri
dari 2 bagian, yaitu sebelah dalam dan luar. Di antara kedua lapisan
perikardium dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi
gesekan yang disebabkan oleh gerakan memompa dari jantung itu sendiri.
Miokardium adalah otot jantung, adapun endokardium adalah selaput yang
membatasi ruangan jantung.
Antara ruangan jantung terdapat klep (katup) yang
berfungsi untuk mengatur aliran darah agar tetap searah. Klep pada ruangan
jantung tersebut, antara lain:
a. Valvula
trikuspidalis dan valvula mitral Klep (katup) ini terdapat antara serambi
kanan
dan bilik kanan.
b. Valvula
bikuspidalis Letak klep (katup) ini terdapat antara serambi kiri dan bilik
kiri.
c. Valvula semilunaris Klep (katup) ini terdapat
pada pangkal nadi besar.
Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar
8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425
gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya
jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon
darah atau setara dengan 7,571 liter darah.
2.3.2 Kerja Jantung
Jantung merupakan organ yang tugasnya sangat
berat, karena ia harus bekerja 24 jam setiap hari, yaitu memompa darah. Bahkan,
perlu kita ketahui ternyata jantung inilah organ pertama yang mempunyai fungsi
sejak janin berusia 2 bulan. Pada janin yang berusia 2 bulan, jantung sudah
mulai berdenyut memompa darah. Kerja jantung tidak
diperintah otak sadar. Jika kerja jantung tidak
dipengaruhi otak, lalu siapa yang mengatur denyut jantung? Ternyata kerja
denyut jantung diatur oleh arus listrik yang dihasilkannya sendiri. Salah satu
faktanya dapat kita lihat pada jantung katak yang tetap berdenyut beberapa
menit setelah diambil dari tubuhnya, bahkan masih dapat berdenyut beberapa hari
apabila jantung tersebut direndam dengan larutan fisiologis seperti NaCl.
Jantung bekerja dengan melakukan kontraksi otot dengan gerakan mengembang dan
mengempis secara bergantian. Denyutan jantung tersebut dapat dirasakan pembuluh
nadi pada tubuh kita.
Darah selalu beredar di dalam tubuh. Darah kembali
dari paru-paru (pulmonum) lewat pembuluh balik paru-paru (pulmonal) dengan
cadangan oksigen yang diperbaharui masuk de dalam serambi kiri jantung. Ketika
serambi kiri berkontraksi, maka darah diperas masuk ke dalam bilik melalui
katup (klep) mitral. Ketika bilik kiri berkontraksi, maka katup mitral ini
menutup dan katup aorta membuka. Darah diperas masuk ke dalam aorta. Kemudian
di alirkan ke seluruh pembuluh nadi menuju seluruh tubuh, membagikan oksigen ke
jaringan-jaringan.
Kemudian darah kembali masuk jantung. Melewati serambi kanan dari pembuluh balik
besar, dari bagian bawah tubuh dan dari kepala serta bagian atas tubuh. Darah
tersebut di peras masuk ke dalam bilik kanan lewat katup (klep) trikuspidalis.
Ketika bilik kanan berkontraksi, maka katup (klep) trikuspi-dalis ini menutup.
Darah diperas masuk ke dalam pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis) lewat
katup (klep) pulmonalis. Di dalam jaringan paru-paru (alveoli) cadangan oksigen
darah diperbaharui kemudian kembali ke serambi kiri melalui pembuluh balik
pulmonal. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan ditunjukan gambar kronologi
jantung ketika berkerja.
|
Proses ini diulangi terus menerus
dengan frekuensi 75 kali/menit. Periode dari suatu akhir kontraksi hingga akhir
kontraksi berikutnya disebut siklus jantung. Siklus jantung dibedakan menjadi
2, yaitu sebagai berikut:
1) Periode Relaksasi
Pada saat ini serambi jantung
menguncup dan bilik jantung mengembang maksimal. Darah masuk ke jantung.
Kondisi ini dinamakan diastol.
2) Periode Kontraksi
Pada saat ini otot bilik jantung
menguncup. Darah dalam bilik di pompa ke pembuluh nadi paru-paru atau ke aorta
secara bersama. Kondisi ini dinamakan sistol.
Pada pengukuran tekanan darah yang diukur adalah sistol dan diastol ini. Pada seorang dewasa sehat tekanan darahnya 120/80 mm Hg. Artinya adalah tekanan sistol 120 mmHg dan diastol 80 mmHg. Alat untuk mengukur tekanan darah ini disebut dengan tensimeter (sphygmomanometer). Kasus lain terjadi pada peredaran darah janin (fetus) yang agak berbeda dengan peredaran darah pada orang dewasa seperti pada penjelasan di atas. Hal ini disebabkan bayi belum bernapas dengan paru-paru, sehingga kebutuhan akan O2 dan makanan harus dipenuhi dari ibunya, dengan bantuan plasenta. Darah dari serambi kanan melalui foramen ovale masuk ke serambi kiri. Selanjutnya, darah akan menuju plasenta dengan melalui arteria umbilikalis. Di dalam plasenta, darah akan mengambil O2 dan sari makanan. Dengan melewati vena umbilikalis, maka darah akan dibawa kembali ke dalam tubuh bayi.
Pada pengukuran tekanan darah yang diukur adalah sistol dan diastol ini. Pada seorang dewasa sehat tekanan darahnya 120/80 mm Hg. Artinya adalah tekanan sistol 120 mmHg dan diastol 80 mmHg. Alat untuk mengukur tekanan darah ini disebut dengan tensimeter (sphygmomanometer). Kasus lain terjadi pada peredaran darah janin (fetus) yang agak berbeda dengan peredaran darah pada orang dewasa seperti pada penjelasan di atas. Hal ini disebabkan bayi belum bernapas dengan paru-paru, sehingga kebutuhan akan O2 dan makanan harus dipenuhi dari ibunya, dengan bantuan plasenta. Darah dari serambi kanan melalui foramen ovale masuk ke serambi kiri. Selanjutnya, darah akan menuju plasenta dengan melalui arteria umbilikalis. Di dalam plasenta, darah akan mengambil O2 dan sari makanan. Dengan melewati vena umbilikalis, maka darah akan dibawa kembali ke dalam tubuh bayi.
2.3.3 Persyarafan jantung
Meskipun gerakan jantung bersifat
ritmik, tetapi kecepatan kontraksi dipengaruhi oleh rangsangan yang sampai pada
jantung melalui saraf vagus dan simpatetik. Cabang dari urat-urat saraf ini
berjalan ke nodul sinus atrial. Pengaruh dari sistem
simpatetik ini mempercepat irama jantung. Dan pengaruh dari vagus yang
merupakan bagian dari sistem parasimpatetik yang menyebabkan gerakan jantung
diperlambat. Secara
normal jantung selalu mendapat hambatan dari vagus akan tetapi bila tonus vagus
ditiadakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh sewaktu bergerak cepat, maka irama
debaran jantung bertambah. Sebaliknya waktu tubuh
istirahat maka irama lebih pelan.
Di dalam miokardium ada jalan-jalan penghantaran
khusus yang berfungsi menjamin irama dan impuls serta kontraksi otot jantung,
yang dikendalikan oleh sistem saraf tak sadar.
Sistem saraf yang bekerja pada jantung adalah sebagai berikut:
Sistem saraf yang bekerja pada jantung adalah sebagai berikut:
a. Simpul
Keith – Flack (nodus sino aurikularis), terdapat pada dinding serambi di
antara vena yang masuk ke serambi kanan.
b. Simpul
Tawara (nodus atrioventrikularis), terdapat pada sekat serambi dengan
bilik.
c. Berkas His, yang terdapat pada sekat antara bilik jantung. Simpul saraf ini bercabang-cabang ke otot serambi jantung. Urutan normal jalannya impuls melalui sistem saraf dimulai dari nodus aurikularis. Karena itu nodus aurikularis disebut sebagai pemacu alami dari jantung. Impuls dari jantung ini kemudian menyebar dari nodus sino aurikularis menuju sistem penghantar khusus dan kemudian sampai ke otot-otot serambi. Impuls ini kemudian sampai ke nodus atriobentrikularis. Dari nodus atriobentrikularis impuls diteruskan ke berkas His. Berkas His ini bercabang menjadi cabang berkas sebelah kanan dan cabang berkas sebelah kiri, yang menjulur ke bawah pada sisi yang berlawanan dari sekat antara bilik. Berkas cabang ini merupakan asal dari suatu jalinan cabang serabut yang kompleks yang disebut dengan sistem Purkinje, yang menyebar ke seluruh permukaan sebelah dalam kedua bilik jantung. Penyebaran impuls melalui serabut Purkinje ini berjalan cepat sekali. Dengan adanya sistem saraf di atas akan dapat menghasilkan suatu kontraksi dan kegiatan simultan dari sel-sel miokardium.
c. Berkas His, yang terdapat pada sekat antara bilik jantung. Simpul saraf ini bercabang-cabang ke otot serambi jantung. Urutan normal jalannya impuls melalui sistem saraf dimulai dari nodus aurikularis. Karena itu nodus aurikularis disebut sebagai pemacu alami dari jantung. Impuls dari jantung ini kemudian menyebar dari nodus sino aurikularis menuju sistem penghantar khusus dan kemudian sampai ke otot-otot serambi. Impuls ini kemudian sampai ke nodus atriobentrikularis. Dari nodus atriobentrikularis impuls diteruskan ke berkas His. Berkas His ini bercabang menjadi cabang berkas sebelah kanan dan cabang berkas sebelah kiri, yang menjulur ke bawah pada sisi yang berlawanan dari sekat antara bilik. Berkas cabang ini merupakan asal dari suatu jalinan cabang serabut yang kompleks yang disebut dengan sistem Purkinje, yang menyebar ke seluruh permukaan sebelah dalam kedua bilik jantung. Penyebaran impuls melalui serabut Purkinje ini berjalan cepat sekali. Dengan adanya sistem saraf di atas akan dapat menghasilkan suatu kontraksi dan kegiatan simultan dari sel-sel miokardium.
2.4 Tekanan Darah
Darah yang dipompa keluar dari jantung memiliki
kekuatan dan kecepatan mengalir tertentu. Kekuatan tersebut disebut tekanan darah. Tekanan darah dapat
diukur dengan tensimeter. Tekanan
yang dapat diukur adalah tekanan sistol dan diastol.
Jika atrium
jantung menguncup, ventrikel jantung mengembang dan darah akan mengalir dari
atrium ke dalam ventrikel. Pada keadan tersebut, ventrikel mengendor maksimum
dan ruang atrium berkontraksi maksimum. Peristiwa tersebut disebut diastol. Secara sederhana tekanan
diastol merupakan tekanan darah yang terjadi ketika darah masuk jantung. Ketika
diastol, otot jamtung dalam keadan relaksi.
Sesudah darah masuk ke dalam ventrikel, rangsangan
yang melalui berkas Hiss terputus sebentar, kuurang lebih sepersepuluh detik.
Keadan itu digunakan oleh otot jantung untuk beristirahat. Selanjutnya,
ventrikel kiri berkontraksi, darah dipompa dari ventrikel kiri ke atrium kiri.
Darah dari atrium kiri akan dialirkan keseluruh tubuh. Tekanan darah pada
keadan tersebut disebut tekanan sistol.
Pada keadan sistol otot jantung berkontraksi.
Umumnya orang dewasa yang normal memiliki tekanan sistol kurang lebih 120 mmHg dan tekanan diastol kurang
lebih 80 mmHg. Seseorang yang
tekanan darahnya di atas normal disebut tekanan
darah tinggi (hipertensi). Seseorang yang tekanan darahnya di bawah
normal disebut tekanan darah rendah
(hipotensi).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pempahasan dapat disimpulkan bahwa sistem
sirkulasi merupakan proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh
tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari
tubuh. Sistem sirkulasi pada hewan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, sistem
sirkulasi terbuka dan sistem sirkulasi tertutup. Alat transportasi pada manusia
terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat
peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah. Selain peredaran darah, pada
manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan melalui
pembuluh limfe. Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan
tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran
darah adalah jantung pembuluh darah dan
limfe. Darah yang dipompa keluar dari jantung memiliki kekuatan dan kecepatan
mengalir tertentu. Kekuatan tersebut disebut tekanan darah.
3.2
Saran
Kami menyadari dalam penyususnan makalah ini jauh
dari kesempurnan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna melengkapi kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan dengan tersusunnya
makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
maupun kami sendiri.
Daftar Pustaka
Anonimus.2009.Sistem Peredaran Darah pada Hewan.(Online).
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2136615-sistem-peredaran-darah-pada-hewan/.Di Akses 25 Maret 2011.
Anonimus.2009.Sistem
Peredaran Darah Manusia.(Online).
http://9reeners.wordpress.com/2009/01/30/sistem-peredaran-darah-manusia/.Di
Akses 25 Maret 2011.
Anonimus.2010.Alat Peredaran Darah.(Online).
http://mycardiovascular.blogspot.com/search/label/anatomijantung.Di
akses 1 April 2011.
Isnaeni,Wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta:Kanisus.
Karmana,Oman.2007.Biologi.Jakarta:Grafindo Media Pratama.
0 komentar:
Posting Komentar