This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 14 Oktober 2012

ANATOMI TUMBUHAN



 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Anatomi tumbuahan merupakan cabang dari ilmu Biologi yang mempelajri tentang organ dalam penyusun tumbuhan beserta fungsinya. Dengan adanya ilmu ini dapat membantu mahasiswa Biologi untuk lebih mengerti tentang bagian anatomi tumbuhan khusunya bagi tumbuhan tingkat tinggi.
Dalam makalah ini akan membahas tentang jaringan pengangkut pada tumbuhan yaitu floem dan xylem. Mengenai unsur-unsur  penyusun pembuluh floem dan xylem serta proses pengangkutan air dan bahan-bahan makanan oleh jaringan pengangkut tersebut.
Pembuluh floem dan xylem merupakan alat transportasi utama pada tumbuhan dengan xilem merupan jaringan pengangkut air dan garam mineral dai akar ke daun. Sedangkan untuk floem merupakan jaringan pengankut sari-sari makanan atau hasil fotosintesis ke seluruh tubuh.
1.2  Rumusan masalah
Berdasarkan dari latar belakang di dapatkan rumuasan masalah yaitu unsure-unsur pembentuk floem dan xylem serta proses pengangkutan air dan hasil fotosintesis oleh floem dan xylem.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xylem yaitu jaringan yang fungs utamanya sebagai pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organic (bahan-bahan makanan). Xylem dan Floem bersama-sama sering disebut sebagai berkas pengangkut (berkas vascular). Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkut disebut tumbuhan vaskular, termasuk di dalamnya Pteridophyta dan Spermatophyta. Dari kedua bagian berkas pengangkut itu, xilem mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga dapat utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi bagi tumbuhan jenis vaskular.
2.2 Pembuluh Xylem
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolisme.
Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai hasil aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder. Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya.
Bila xilem primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan perkembangan dan struktur xilem yang dibentuk pertama kali (protoxilem) dengan xilem yang dibentuk kemudian (metaxilem). Protoxilem menduduki tempat yang khas dalam struktur jaringan pengangkut primer. Pada tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem batang letaknya paling dekat dengan empulur (di tengah, disebut xilem endarch) sedang di akar letaknya di sebelah luar metaxilem (disebut xilem exarch)
Jaringan Xilem terdapat pada bagian kayu tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
a.      Trakeid dan Trakea
Telah menjadi anggapan umum bahwa trakeid merupakan unsur xilem yang lebih primitif dibanding trakea karena tumbuhan anggota Pteridophyta, Gymnospermae dan Spermatophyta fosil hanya mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari trakeid. Keduanya dalam keadaan dewasa berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder terdiri dari lignin dan tidak mengandung kloroplas. Perbedaan pokok antara keduanya adalah bahwa pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang) sedangkan pada trakea ujung-ujungnya penuh lubang-lubang. Transpor air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel yang satu dengan sel lain secara bebas lewar perforasi, sedangkan dalam trakeid peristiwa itu berlangsung lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung) dan perforasi pada ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan dinding selnya hilang sehingga membentuk pipa panjang. Setelah terbentuk pipa ini, dinding yang tidak mengalami perfoasi mengadakan penebalan sekunder. Bentuk penebalan tersebut dapat seperti cincin, spiral atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk itu dapat dijumpai pada tumbuhan yang sama.
b.        Serabut Xilem
Serabut ini strukturnya serupa serabut sklerenkim meskipun asalnya dari trakeid yang berdiferensiasi lebih lanjut dengan dinding yang tebal dan noktah sederhana. Serabut dan trakeid saling melekat sehingga sulit dipisahkan, tetapi umunya sel serabut lebih panjang dari trakeid karena ujungnya yang runcing dapat masuk di antara sel-sel sewaktu memanjang. Serabut xilem ini terlihat jelas pada xilem yang unsurnya terdiri dari trakeid dan trakea, sedang xilem yang hanya terdiri dari trakeid, serabut itu tidak jelas adanya.
     C.Parenkim Xilem
Seperti halnya parenkim di tempat lain, sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat baik pada xilem primer maupun sekunder. Pada xilem sekunder, parenkim itu berasal dari kambium yang berbentuk fusiform atau bentuk sel jari-jari, sehingga diperoleh sel-sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari organ. Sel-sel parenkim ini mengandung berbagai senyawa umumnya tepung atau lipid, karena parenkim berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan.
2.3  Floem

Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan hormon.
Seperti halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan prokambium disebut floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama. Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi pada perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling beranastomisis (membentuk anyaman).
Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :

a.            Pembuluh
Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak di samping atau ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa berkas sel-sel memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel.
Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan itu merupakan sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang tapisan itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah). Lubang-lubang tapisan itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer glukose, sehingga lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.
Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga bervariasi, umumnya yang besar terdapat di ujung sel.
Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai penebalan lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan hilangnya nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel prokambium yang lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas. Kemudian inti itu mengalami disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian membentuk benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan bersambungan dengan plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang terdiri dari protein.
b.      Sel Pengiring
Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae biasanya diikuti oleh sel parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu terbentuk dari sel induk yang sama dengan sel pembuluh. Sel intuk itu membelah satu atau dua kali secara memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel pengiring yang kecil. Dinding bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh biasanya tipis, penuh dengan plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel pengiring ini tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Sel pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada pata protofloem Dicotyledoneae.
c.      Parenkim Floem
Selain terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga mengandung sejumlah sel parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas pengangkut.
Seperti halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam bentuk parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya (fusiform atau jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.
d.      Serabut Floem
Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder. Serabut ini segera membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya. Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana. Serabut ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem setelah sel pembuluh tidak berfungsi lagi.


BAB III
PENUTUP



Kesimpulan
         
Berdasarkan pembasan tersebut dapat di simpulkan bahwa Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xylem yaitu jaringan yang fungs utamanya sebagai pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organic (bahan-bahan makanan). Unsure pembentuk xylem yaitu Trakeid dan Trakea, serabut xylem, dan parenkim xylem. Sedangkan unsure pembentuk floem yaitu pembuluh, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut floem.


DAFTAR PUSTAKA

Minamini. 2010. Jaringan Pengangkut (Xilem, Floem). (online). http://minamini.wordpress.com/2010/10/04/jaringan-pengangkut-xilem-floem/di akses pada 1/12/2010.pukul 09.00 WIB.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk,  1993, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Penerbit Universitas Terbuka, Depdikbud Jakarta.





BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
        Belajar merupakan proses manusia dalam memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, mendapatkan informasi  atau menemukan  (Hilgrad & Bower dalam Baharuddin dan Wahyuni,2007:13).Belajar juga merupakan proses berubahnya tingkah laku yang relatif permanen yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungannya.
Proses belajar merupakan hal yang menarik untuk dibicarakan, sehingga  sudah  banyak ahli yang mengemukakan teori- teori  dan pandangan-pandangan  mereka  mengenai proses belajar tersebut.Salah satu aliran yang mempunyai pengaruh terhadap praktik belajar yang dilaksanakan di sekolah adalah aliran psikologi kognitif. Aliran ini telah memberikan konstribusi terhadap penggunaan unsure kognitif atau mental dalam proses belajar. Berbeda dengan pandangan aliran behavioristik yang memandang belajar sebagai kegiatan yang bersifat sebagai mekanistik antara stimulus dan respon, aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukanlah sekedar stimulus atau respon yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar.
Kita sebagai manusia yang pada hakikatnya harus selalu belajar karena kita harus menerapkan asas belajr sepanjang hayat, yaitu belajar dan terus belajar sampai raga tak di kandung badan. Oleh karna itu kita harus mengetahui makna belajar dan aplikasi-aplikasinya dalam kehidupan.makalah ini akan membahas mengenai definisi belajar menurut teori kognitif dan aplikasi belajar dalam pembelajaran.




1.2    Rumusan Masalah
        Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu :
1.    Bagaimana definisi dari teori belajar kognitif ?
2.    Bagaimana aplikasi dari teori belajar kognitif dalam pembelajaran ?

1.3    Tujuan Penyusunan
    Tujuan dari di susunnya makalah ini yaitu diantaranya :
1.    Definisi dari teori belajar kognitif.
2.    Aplikasi dari teori belajar kognitif dalam pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN APLIKASINYADALAM PEMBELAJARAN

2.1 Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada  hasil belajarnya. Teori ini  juga menekankan  bahwa bagian-bagian dari  suatu situasi saling  berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut.Teori ini juga berpandangan bahwa
belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi, emosi, dan faktor-faktor lain. (Asri, 2005 :34).
Belajar adalah aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar di sini antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima (factor eksternal) dan menyesuaikan dengan struktur kognitif yang sudah terbentuk di dalam
Pikiran seseorang (background knowledge) berdasarkan  pengalaman - pengalaman
Sebelumnya (faktor internal).
Teori kognitif lebih menekankan pada struktur internal pembelajar dan lebih memberi perhatian pada bagaimana seseorang menerima, menyimpan, dan mengingat kembali informasi dari perbendaharaan ingatan. Ada beberapa kelompok penganut teori kognitif, namun fokus dari penganut teori ini sama yaitu  pada soal bekerjanya pikiran manusia (Mukminan,1998:53).

2.2 Beberapa Teori Belajar Menurut Para Tokoh Aliran Kognitif
Banyak ahli telah memberikan pandangan menganai Teori Kognitif. Berikut ini beberapa pengertian teori belajar menurut para tokoh aliran kognitif:

1. Teori Belajar menurut Piaget
Piaget adalah tokoh psikologi kognitif yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif lainnya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Semakin bertambah umur pebelajar, semakin kompleks susunan sel syarafnya dan makin meningkat kemampuannya (Asri, 2005:35).
Proses peningkatan kemampuan tersebut melalui proses yang disebut adaptasi. Proses adaptasi mempunyai dua bentuk dan terjadi secara stimulan, yaitu asimilasi dan akomodasi. Tahap asimilasi adalah proses penerimaan informasi baru dan kemudian disesuaikan dengan struktur kognitif yang sudah ada dalam diri masing-masing pebelajar. Proses akomodasi adalah proses memodifikasi struktur kognitif yang sudah dimiliki dengan informasi yang diterima.
Proses asimilasi dan akomodasi akan menimbulkan ketidakseimbangan antara yang telah diketahui dengan apa yang dilihat atau dialaminya sekarang. Proses ketidakseimbangan ini harus disesuaikan melalui proses ekuilibrasi. Proses ekuilibrasi ini merupakan proses yang berkesinambungan antara proses similasi dan akomodasi. Proses ini akan menjagastabilitas mental  dalam  diri pebelajar  dan pebelajar  akan dapat  terus mengembangkan dan menambah pengetahuannya.
Perubahan struktur kognitif yang dipengaruhi oleh proses adaptasi tersebut melalui tahap-tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya dan bersifat hirarkhis. Seseorang harus melalui urutan tertentu dan tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya.
Piaget (Asri, 2005:37), membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu :

Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang
sederhana seperti:
Mencari rangsangan melalui sinar lampu.
Suka memperhatikan sesuatu lebih lama
Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.



Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional intuitif dan Preoperasional  (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana.Maka sering terjadi kesalahan dalam   memahami obyek.
Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang sudah abstrak. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman yang luas.

Tahap operasional konkrit (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
Anak telah memiliki kecapakan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkrit. Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi obyek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Dalam tahap ini, anak tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan kegiatan.

Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
    Anak mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak,dengan kemampuan menarik kesimpulan,menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang, akan semakin
teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya. Guru seharusnya memahami tahap- tahap
perkembangan kognitif siswanya agar dapat merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran yang sesuai.


2)  Teori Belajar menurut Bruner
Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Dengan teorinya yang di sebut free discovery learning, ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Bruner berpendapat bahwa perkembangan bahasa seseorang besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif. Pandangan Bruner ini berbeda dengan pendapat Piaget yang menyatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh perkembangan kognitif.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu:
Tahap Enaktif, yaitu seseorang melakukan aktivitas dalam upaya untuk lingkungan.
Tahap Ikonik, seseorang memahami objek melalui gambar dan visualisasi verbal.
Tahap Simbolik, seseorang mampu memiliki ide-ide atau gagasan abstrak yang dipengaruhi oleh kemampuan dalam berbahasa dan logika.

Gagasan yang terkenal dari Bruner adalah spiral curriculum, yaitu cara mengorganisasikan materi pelajaran dari tingkat makro (secara umum) kemudian mulai mengajarkan materi yang sama dengan cakupan yang lebih rinci. Selain itu juga, Bruner menjelaskan bahwa pembentukan konsep dan pemahaman konsep merupakan dua kegiatan yang berbeda. Dalam pemahaman konsep, konsep-konsep sudah ada sebelumnya. Sedangkan dalam pembentukan konsep tindakan dilakukan untuk membentuk kategori-kategori baru.
Bruner memandang bahwa suatu konsep memiliki lima unsur, dan seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi:
Nama
Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negative
Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak
Rentangan karakteristik
Kaidah
Menurut Bruner, pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah lebih banyak menekankan pada perkembangan kemampuan analisis, kurang mengembangkan kemampuan berpikir intuitif. Padahal berpikir intuitif sangat penting bagi mereka yang menggeluti bidang matematika, biologi, fisika, dan sebagainya, sebab setiap disiplin mempunyai konsep-konsep, prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar. Cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (discovery learning).

3) Teori Belajar menurut Ausubel
Teori belajar yang ada selama ini masih banyak menekankan pada belajar asosiatif. Belajar demikian tidak banyak bermakna bagi siswa. Belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif.
Advance organizers yang oleh Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang
struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran. Penggunaan advance organizers sebagai kerangka isi akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari
informasi baru,maka advance organizers akan memudahkan siswa mempelajari materi  pelajaran yang baru,serta hubungannya dengan materi yang telah dipelajarinya.

4) Teori Belajar menurut Gagné
Menurut Robert M. Gagné belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi  lingkungan ,melewati  pengolahan  informasi, dan menjadi  kapabilitas baru (Syaiful,2007:17).
Gagné berpendapat bahwa belajar bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja, namun juga disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus.Gagné berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri dimana keduanya saling berinteraksi.Komponen komponen belajar dalam proses belajar menurut
Gagné merupakan situasi yang memberi stimulus yang menghasilkan respon, namun di antara stimulus dan respon tersebut terdapat hubungan yang terjadi dalam diri seseorang yang tidak dapat amati.
Menurut Gagné ada tiga tahap dalam belajar yaitu:
a. Persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian
b. Pemerolehan dan unjuk perbuatan untuk pembangkitan kembali, respon dan penguat
c. Alih belajar yaitu pengisyaratan untuk memberlakukan secara umum.

Gagné mengemukakan pendapat mengenai delapan tipe belajar dari yang paling sederhana sampai paling kompleks yang disebut dengan Hirarkhi Belajar. Delapan tipe tersebut adalah:
a. Signal learning
Signal learning merupakan tipe belajar dalam bentuk respon terhadap tanda-tanda.
b. Stimulus response learning
Dalam tipe ini respon diperkuat dengan adanya imbalan. Dengan belajar tipe ini, seseorang belajar mengucapkan kata-kata dan dalam bahasa asing.
c. Chaining learning
Chaining learning terjadi jika terbentuk hubungan antara beberapa stimulus-respon. Sebab yang satu terjadi setelah yang satu lagi.Sebagai contohnya adalah setelah pulang  kantor, ganti baju, makan, dan sebagainya.

d. Verbal association
Tipe ini bersifat asosiatif tingkat tinggi karena fungsi nalar yang menentukan. Sebagaicontohnya bila anak melihat gambar bentuk bujur sangkar dan dia bias Mengatakanbahwa gambar tersebut adalah bujur sangkar.

e. Discrimination learning
Tipe ini menghasilkan kemampuan membeda-bedakan  gejala seperti siswa biasa membedakan manusia satu dengan yang lain.

f. Concept learning
Belajar konsep adalah corak belajar yang dilakukan dengan menentukan ciri-ciri yang khas yang ada dan memberikan sifat tertentu pada berbagai objek. Dengan menguasai konsep, ia dapat menggolongkan manusia menurut hubungan kekeluargaan dll.

Rule learning
    Tipe belajar ini terjadi dengan cara mengumpulkan sejumlah sifat kejadian yang kemudian tersusun dalam macammacam aturan.Misalnya aturan seperti logam jika di panaskan akan memuai,angin berhembus dari daerah maksimum ke daerah minimum.

Problem solving
Tipe belajar ini adalah yang paling kompleks. Dal am tipe belajar ini diperlukan proses penalaran yang kadang-kadang memerlukan waktu yang lama.

5) Teori Belajar menurut Gestalt
Berbeda dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para tokoh behaviorisme, terutama Thordike, yang menganggap bahwa belajar sebagai proses trial and error, teori Gestalt ini memandang belajar adalah proses yang didasarkan pada pemahaman (insight). Karena pada dasarnya setiap tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku tersebut terjadi. Dengan kata lain, teori Gestalt ini menyatakan bahwa yang paling penting dalam proses belajar individu adalah dimengertinya apa yang dipelajari oleh tersebut.  Oleh karena itu, teori belajar Gestalt ini disebut teori insight.
Proses belajar yang menggunakan insight mempunyai ciri-ciri sebagai berikut    (Suryabrata, 1990):
Insight tergantung pada kemampuan dasar.
Insight tergantung kepadapengalaman masa lampau yang  relevan.
Insight tergantung kepada pengaturan situasi yang dihadapi.
Insight didahului dengan periode mencari dan mecoba-coba.
Solusi problem dengan menggunakan insight dapat diulangi dengan mudah dan akan berlaku secara berlangsung.
 Jika insight telah terbentuk,maka problem pada situasi situasi yang lain akan dapat dipecahkan.
Konsepsi dasar mengenai struktur kognitif inilah yang dijadikan landasan teoritik dalam mengembangkan teori-teori pembelajaran. Dari kelima tokoh aliran kognitif tersebut, beberapa pemikiran ke arah penataan isi bidang studi atau materi pelajaran sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang berpijak pada teori kognitif, dikemukakan secara singkat sebagai berikut (Degeng dalam Asri, 2005:46):

a)Hirarkhi belajar
Dalam hirarkhi belajar, Gagné menekankan pada aspek penataan urutan materi pelajaran dengan prasyarat belajar yang dituangkan dalam struktur isi.

b) Analisis Tugas
Cara lain yang dipakai untuk menunjukkan keterkaitan isi bidang studi adalah information-processing approach to task analysis. Hubungan ini memerikan urutan dalam menampilkan tugas-tugas  belajar.

c) Subsumptive sequence
Ausubel mengemukakan gagasan mengenai cara membuat urutan isi pengajaran yang dapat menjadikan pengajaran lebih bermakna bagi yang belajar, dengan mengurutkan materi dari umumke rinci.

d) Kurikulum spiral
Bruner memberikan gagasan mengenai kurikulum spiral yang menyusun urutan pengajaran dari umum, kemudian mengajarkan isi yang sama dengan cakupan lebih    rinci.

e) Teori skema
Teori ini memandang proses belajar sebagai perolehan pengetahuan baru dalam diri seseorang dengan cara mengkaitkannya dengan struktur kognitif yang sudah ada.

f) Webteaching
Webteaching merupakan suatu prosedur penataan urutan isi bidang studi yang dikembangkan dengan menampilkan pentingnya peranan struktur pengetahuan yang telah dimiliki seseorang. Pengetahuan baru yang akan dipelajari secara bertahap harus diintegrasikan dengan struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.

g) Teori Elaborasi
Teori ini mengintegrasikan sejumlah pengetahuan tentang strategi penataan isi pelajaran yang sudah ada untuk menciptakan model yang komprehensif tentang cara mengorganisasi pengajaran.

2.3    APLIKASI TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PEMPROSESAN INFORMASI DALAM DESAIN.

    Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi,reorganisasi perseptual,dan proses internal.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran,mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran tidak lagi mekanistik sebagaimana pada teori behavioristik namun dengan memperhitungkan kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar agar belajar
lebih bermakna bagi siswa.Karakteristik dari proses belajar ini adalah:

Belajar merupakan proses pembentukan makna berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki melalui interaksi secara langsung dengan obyek.
Belajar merupakan proses pengembangan pemahaman dengan membuat pemahaman baru.
Agar terjadi interaksi antara anak dan obyek pengetahuan, maka guru harus menyesuaikan obyek dengan tingkat pengetahuan yang sudah dimiliki anak
Proses belajar harus dihadirkan secara autentik dan alami. Anak dihadirkan dalam situasi obyek sesungguhnya dan harus sesuai dengan perkembangan anak.
Guru mendorong dan menerima otonomi dan insiatif anak.
Memberi kegiatan yang menumbuhkan rasa keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan ide dan mengkomunikasikannya dengan orang lain.
 Guru menyusun tugas dengan menggunakan terminology kognitif yaitu meminta anak untuk mengklasifikasi, menganalisa, memprediksi.
Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk merespon proses pembelajaran.
Guru memberi kesempatan berpikir setelah memberi pertanyaan.

2.2     Implikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran
Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu
Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman – pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud.
Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan,
Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan per- kembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu – individu ke dalam bentuk kelompok – kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal,
Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan – gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.

Contohnya:
Seorang siswa yang ingin mengikuti proses belajar di sekolah sebelum belajar di sekolah terlebih dahulu mempelajari dan mempersiapkan apa yang akan di pelajari besok serta mencari materi – materi yang terkait dengan materi yang akan di sampaikan oleh seorang guru di sekolah.

BAB III
PENUTUP

Keimpulan

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai belajar dapat di simpulkan bahwa Belajar adalah suatu proses untuk mencari pengetahuan yang baru yang di dalamnya membutuhkan sebuah media,media disini di artikan bahwa belajar bisa menggunakan apa saja yang kita jumpai di sekitar kita Belajar juga suatu proses perubahan tingkah laku yang timbul dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam berbagai bidang,sseperti perubahan pengetahuan,perubahan sikap,dan perubahan yang lainnya dan biasanya bersifat permanen.pada dasarnya Teori kognitif lebih menekankan pada struktur internal pembelajar dan lebih memberi perhatian pada bagaimana seseorang menerima, menyimpan, dan mengingat kembali informasi dari perbendaharaan ingatan.
perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Semakin bertambah umur pebelajar, semakin kompleks susunan sel syarafnya dan makin meningkat kemampuannya,perkembangan kognitif ini juga di  pengaruhi oleh lingkungan,kebudayaan,apabila lingkungan dan kebudyaan yang sekitar bagus atau baik maka perkembangan kognitiif ini akan berjalan dengan baik.karena perkembangan kognitik ini berasal dari factor genetic juga di pengaruhi dengan dengan keadaan lingkungan dan kebudayaan sekitar.ketiga factor ini saling berkaitan.
Aplikasi teori kognitif dalam belajar yaitu dalam teori ini tidak ditekankan pada hasil belajarnya saja tapi mengarah kepada bagaimana proses belajar itu terjadi.disini pendidik di harapkan mampu memahami setiap karakter yang dimiliki oleh setiap peserta didik supaya tujuan pembelajaran tercapai dan pendidik mampu menyatukan berbedaan karakter yang dimiliki oleh setiap peserta didik dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil,sering di adakannya praktik langsung melalui interaksi spontan dengan lingkungan, disini juga di tekankan bagi peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran,mengembangkan potensi yang dimiliki bagi setiap peserta didik.
Pendidik mampu memberikan Pengalaman – pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika pendidik penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merespon proses pembelajaran yang sudah lakukan.Model belajar kognitif  contonya yaitu  apabilaseorang siswa mendapat pertanyaan mengenai materi yang telah diperolehnya maka ia akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi system memori untuk  menjawab pertanyaan atau masalah yang di hadapi.ini merupakan peristiwa mental dalam rangka mengungkapka kembali informasi,pengalaman yang telah di perolehnya.moderl kognitif ini sangan berfungsi untuk pendidik karena penguasaan terhadap teori dapat meningkatkan lagi prestasi peeserta didik.dalam pelaksanaan ini pendidik berperan sebagai penuntun dan pendukung peserta kognitif.

Saran

Pendidik hendaknya dapat mengembangkan keaktifan proses belajar mengajar dan pembelajaran dalam memanfaatkan teori Kognitif.
Untuk mengembangkan pendekatan teori Kognitif dalam mengembangkan Teori belajar dan pembelajaran ini,guru harus lebih mengerti tentang perbedaan karakter yang dimiliki oleh masing-masing pesserta didik,dan pendidik harus membuat perencanaan  dengan sebaik-baiknya untuk proses belajar mengajar.




DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2008. Teori Kognitif. (online). http://ipotes.wordpress.com. (Akses sabtu 16 Oktober 2010).

Anonimus. 2010. Teori Beelajar Kognitif. (online). http://www.padepokan-ilmu.co.cc. (Akses sabtu 16 Oktober 2010).

Suparno, Paul. 1997. Teori Perkembengen Kognitif Jean Pieget. Yogyakarta: Kanisius.