Minggu, 23 Juni 2013

Botani Tumbuhan Rendah (BTR)


BENTUK, SIFAT, DAN PERANAN ALGAE
SERTA DASAR-DASAR KLASIFIKASINYA



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang

Masyarakat umumnya banyak mengenal tumbuhan yang akan di bahas ini karena tumbuhan ini memang hanya dapat tumbuh dan hidup di daerah perairan dan tempat-temat lembab, bahkan ada yang bersimbiosis dengan tumbuhan lain. Banyak orang mengenalnya dengan sebutan “rumput laut” dan banyak kaum intelektual yang mengenalnya dengan sebutan “algae” atau “ganggang”.
Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri. Dalam pustaka-pustaka lama, alga selalu gagal diusahakan masuk dalam satu kelompok, baik yang bersel satu maupun yang bersel banyak. Salah satu contohnya adalah pemisahan alga bersel satu (misalnya Euglena ke dalam Protozoa) dari alga bersel banyak (ke dalam Thallophyta). Belakangan disadari sepenuhnya bahwa pengelompokan sebagai satu klad tidak memungkinkan bagi semua alga, bahkan setelah dipisahkan berdasarkan organisasi selnya, karena sebagian alga bersel satu lebih dekat berkerabat dengan alga bersel banyak tertentu.Saat ini, alga hijau dimasukkan ke dalam kelompok (kelas) yang lebih berdekatan dengan semua tumbuhan fotosintetik (membentuk klad Viridiplantae). Alga merah merupakan kelompok tersendiri (Rhodophycophyta atau Rhodophyceae); demikian juga alga pirang (Phaeophycophyta atau Phaeophyceae) dan alga keemasan (Chrysophyceae).
Damlam makalah ini akan membahas mengenai bentuk, sifat, dan peranan algae serta dasar-dasar pengkasifikasiannya. Hal tersebut perlu di ketahui mengingat bahwa pentingnya pengetahuan tersebut untuk di ketahui dan di pahami.

1.2  Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di dapatkan rumusan masalah mengenai
bagaimana bentuk, sifat, dan peranan algae serta dasar-dasar pengklasifikasinnya.
BAB II
PEMBAHASAN

BENTUK, SIFAT, DAN PERANAN ALGAE
SERTA DASAR-DASAR KLASIFIKASINYA


2.1 Bentuk dan Sifat Algae
A. Bentuk Tubuh
            Alga tediri dari beberapa bentuk sel, ada yang ber sel satu (Chlorococus), bersel banyak, dan  berkoloni (Volvox).
Bentuk alga:
-          --Benagng: Spirogyra, Oscillatoria, Vauchria, dan lain-lain.



-          ---Lembaran: Ulfa, Padina, Laminaria, dan sebagainya.
-- Rerumputan: Chara, Nitella, Sargasum, dan sebagainya.

1.        Alga ber sel satu
Ø  Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
a. Chlorella
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh mikroskopis, bentuk bulat, berkembangbiak dengan pembelahan sel. Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan Sun Chlorella.Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan) dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi.

b.Chlorococus
Alga ini memiliki tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar di dasar kolam yang tenang, tembok yang basah atau cadas, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora dan membelah diri (secara aseksual).

Ø  Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
a.Chlamidomonas
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.
Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi (perhatikan gambar berikut ini).
b.Gloeocapsa
     Ganggang ini hidup pada batu-batuan dan kadang-kadang dijumpai endofit (di dalam tubuh makhluk hidup), atau epifit pada tumbuhan lain. Koloni berbentuk benang yang dapat putus menjadi
hormogonium. Hormogonium dapat tumbuh menjadi koloni baru. Ganggang ini mempunyai spora.
2.  Ganggang berkoloni (berkelompok)
Contoh ganggang berkoloni adalah Polycitis dan Spirullina.
a. Polycitis
Bentuk seperti bola, hidup di kolam yang tenang dan jernih. Pembiakan dengan cara fragmentasi dari koloni. Ganggang berupa benang (filamen).Contoh berupa benang:
a.      Ulva
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti lembaran daun. Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid.
b. Chara
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi
c.       Oscillatoria
Ganggang ini berupa benang tebal terdiri dari sel pipih, pembiakan membelah diri dan fragmentasi atau potongan benang yang terpisah timbul menjadi benang baru yang disebut hormogonium.
d.      Nostoc commune
Ganggang berupa trikoma terdiri dari sel bentuk bola, memiliki selubung dan mempunyai sel yang tidak efektif disebut akinet dan setelah selesai masa dorma bisa tumbuh menjadi trikoma baru. Banyak ditemukan di tanah alkalis dan batuan yang lembab, misal di sawah.
                                  Gb. Nostoc
c.       Anabaena
Ganggang berupa trikoma diliputi oleh selaput lendir, bila telah dewasa mempunyai heterokista dan akinet. Hidup sebagai plankton di perairan, ada juga yang bersimbiosis pada tumbuhan seperti ujung akar pakis haji dan paku air atau Azolla pinata.
d.      Rivularia
Ganggang bentuk bola dengan selaput lendir dan ujungnya ada trikoma meruncing. Hidup menempel pada tanaman air dan batuan yang lembab.
b.  Spirullina
Spirullina mengandung kadar protein tinggi.

Ø  Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Hydrodictyon
Banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.

Ø  Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
Volvox
Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 - 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.
Chlorophyta berbentuk benang
1.      Spyrogyra.
Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.
2.      Oedogonium.
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu.

B. Komposisi sel
Semua alga mengandung klorofil, akan tetapi pigmen yang domianan pada setiap kelas alga berfariasi. Klorofil merupakan pigmen utama pada Chlorophyceae.
Zat warna hijau daun(klorofil) di sebut kloroplast yang terdiri dari:
-                 Klorofil a dengan rumus kimia C55 H72 O5 N4 Mg, berwarna hijau biru.
-                 Klorofil b denagn rumus kimia C55 H70 O6 NH4 Mg, berwarna hijau kuning
Perbandingan klorofil a dan klorofil b di dalam daun adalah 3 : 1.
Sedangkan zat warna yang lain yaitu fikoeritrin(merah) adalah pigmen utama Rhodophyceae, ficosantin (coklat kekuningan) adalah pigmen utama Phacophyceae, warna biru (Phycosianin), warna pirang (phycoxanthin), warna kuning (Carotin), dan warna hitam (melanin).


           
2.2              Peranan Algae Bagi kehidupan manusia
Banyak golongan alga yang memiliki nilai ekonomi yang bersifat komersil, seperti menghasilkan:
1. Bahan agar-agar: euchenza,rhodymenia,dan dracilaria.
2. Bahan industry:
·                     Laminaria mengandung asam alginate yang dipakai sebagai bahan pengelmusi cat, pembuatan cat, karet, dan obet-obatan kosmetik. contoh: sargassum.
·                     Mengandung asam kersik yang berguna untuk pembuatan pasta gigi.
3. Sebagai fitoplankton: alga merupakan vegetasi perintis, karena merupakan organism tinggkat rendah yang mampu berfotosintesis, sebagai produsen dalam ekosistem. Tanpa produsen   kahidupan organisme tidak akan berjalan
4.    Bahan kultur laboratorium, seperti medium agar untuk perkemmbang biakan bakteri dan jamur untuk mendapatkan anti biotic.

Jenis ganggang hijau biru bersel satu merupakan vegetasi perintis, hal ini karena Ganggang tersebut mampu/dapat mengawali kehidupan sebelum organisme lainnya dapat hidup di suatu tempat.
Sejumlah ganggang hijau biru berfilamen (bentuk benang) dapat mengikat nitrogen (N2) bebas dari atmosfer dan diubah menjadi amoniak (NH3). Hal ini dilakukan juga di dalam heterokista, sehingga dapat berperan dalam proses.
menyuburkan tanah.

Jenis ganggang hijau biru yang bermanfaat di antaranya:
1.    Nostoc
Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh subur dan memfiksasi N2 dan udara sehingga dapat membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.


2.     Anabaena azollae
Hidup bersimbiosis dengan Azolla pinata (paku air). Paku air mendapat keuntungan berupa amonia hasil fiksasi nitrogen oleh Anabaena azollae.
3.    Spirullina
Ganggang ini mengandung kadar protein yang tinggi, sehingga dijadikan sumber makanan.

2.3 Klasifikasi Algae
Beberapa kriteria yang di gunakan sebagai pedoman untuk pengklasifikasian alga adalah denagn memperhatikan kandungan pigmen yang dominan, zat cadangan makanan, struktur inti selnya, dan dinding selnya.




Pembagian kelas alga tidak semata-mata didasarkan pada pigmentasi saja meskipun dalam penamaan kelas-kelas tersebut berkaitan dengan kandungan pigmen pada umumnya. Karena beberapa jenis alga yang warna kehijauan, tetapi mengandung banyak zat agar-agar dimasukan kedalam kelas rhodophyceae; rhodymenia, gelidium. Demikian pula dengan grasilaria yang warnanya kecoklatan karena banyak mengandung banyak bahan agar-agar dimasukan kedalan kelas rhodophyceae . jadi kandungan zat makanan cadangan lebih menentukan dari pada  sekedar pigmen yang dominan.

Pengelompokan alga berdasarkan pigmentasi sebagai berikut
1. Chlorophyta (algae hijau)
Tumbuhan yang berwarna hijau yang mirip dengan tumbuhan tinggi berdasarkan pigmennya, khlorofil a dan b, karotin dan xantofil. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan pektin, dan hasil fotosintesisnya adalah karbohidrat (tepung). Terdapat perkapuran pada beberapa jenis,. Jenis-jenis dari divisi ini adalah makroskopis, filamen, ( benang ), sefon ( bunga karang ) atau bentuk thallus.
1.      Phaeophyta (algae coklat)
 Berwarna coklat karena fukoxantin yang menutupi klorofil a dan c, karotin dan xantofil lainnya. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan asam alginik. Hasil makanan cadangan adalah karbohidrat. Jenis dari divisi ini umumnya makroskopis, filamen atau bentuk thallus
2.      Rhodophyta (algae merah)
 Umumnya warna merah karena adanya protein fikobilin,terutama fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin. Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan. Ada perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari divisi ini umumnya makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya seperti lumut.

3      4. Chrysophyta ( alga emas )
 
5. Pyrrhophyta (algae pirang)



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini dapat di simpulkan bahwa alga memiliki bentuk Benagng (filament), lembaran, dan rerumputan. Alga tediri dari beberapa bentuk sel, ada yang ber sel satu (Chlorococus), bersel banyak, dan  berkoloni (Volvox). Mengandung zat warna yang berbeda-beda sesuai dengan pigmen yang dominan, misalnya klorofil (zat hijau daun) pada Chlorophyceae,fikoeritrin (zat warna merah) pada Rhodophyceae, ficosantin ( zat warna coklat kekuningan) pada Phaeophyacea. kriteria yang di gunakan sebagai pedoman untuk pengklasifikasian alga adalah denagn memperhatikan kandungan pigmen yang dominan, zat cadangan makanan, struktur inti selnya, dan dinding selnya. Pengelompokan alga berdasarkan pigmentasi sebagai berikut : Chlorophyta (algae hijau), Phaeophyta (algae coklat), Rhodophyta (algae merah), Chrysophyta ( alga emas ), dan Pyrrhophyta.
DAFTAR PUSTAKA

Aninumus. 2010. Phaeophyta (alga coklat). (online). http://grandmall10.wordpress.com/2010/02/25/phaeophyta-alga-coklat/. Di akses pada 9/11/2010. Jam 09.00WIB.
Force, Delta. 2010. Ganggang Biru. (online). http://biologi.comuv.com/M-1-D.HTML
Di akses pada 9/11/2010. Jam 09.00WIB.


Meitanisyah. 2009. Algae hijau. (online). http://www.bloggaul.com/meitanisyah/
readblog/106886/alga-ganggang. Di akses pada 9/11/2010. Jam 09.00WIB.



 

0 komentar:

Posting Komentar