This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 17 Agustus 2015

EFFECT OF VARIATION OF LEAVES TO REDUCE BITTER TASTE OF PAPAYA LEAVES BOIL

EFFECT OF VARIATION OF LEAVES TO REDUCE BITTER TASTE OF PAPAYA LEAVES BOIL (Carica papaya L) IPA INTEGRATED
RESOURCES AS A CLASS VIII IN THE MATTER
OF CHEMICALS IN LIFE

ABSTRACT
This research aims to study the effect of granting variation leaf toward decreased levels of a sense of bitter on leaves papaya boiled. In addition to use product of research as design source study of Biology at the eighth grade of Junior High School. The research was execute on the Laboratory of Muhammadiyah University of Metro at 3 January 30, 2013. The design of research applied Block Random Design (BRD) with five treatment and five groups, as well as the retrieval the data using Organoleptic test. The first treatment, papaya leaf which boiled with added cassava leaves. The second treatment was added harendong bulu leaf. The next treatment was added cashew leaves. The fourth treatment was added guava leaves, and the last treatment, without treatment (controls). The results of research showed that the variation of leaves influenced toward the decreased levels of a sense of bitter on papaya leaf, and the best influence of leaf papaya which added with harendong bulu leaves, because harendong bulu have the active contents which reacting and affecting the chemical structure of taste the bitter of papaya leaves, the process of boiling also accelerate the process of diffusion and the activation the OH cluster (cluster cause of flavor sweet). In addition, to decrease the levels of taste bitter, harendong bulu leaves also to reduce levels of chlorophyll A, because the color of the leaves changed from green become yellow brownish. Eventhough, the treatment used the harendong bulu still getting the best responses from society.

Keywords: leaf variation, decreased bitter taste, papaya leaf.

Senin, 03 Agustus 2015

Cerpen (MAYA MENJADI NYATA)



  
Saat ini satu bulan menjelang hari pernikahan ku, aku mendapat telfon dari seseorng yang tidak pernah aku duga. Dia laki-laki yang pertama yang memberi tahu hati ku perasaan cinta.
Seakan kembali terulang semua masa lalu ku saat aku masih duduk di bangku SMP, rasanya saat itu tak kan pernah berlalu. Aku mengenal nya dari seorang teman, dia tidak lah tampan tapi sikapnya membuat ku tersipu malu saat bertemu dan membuat hatiku berdegup kencang. Tak ku duga dia memiliki perasaan yang sama, yang dia ungkapkan melalui surat yang ia kirim kan melalui teman ku. Kami sering bertemu, sebelum atau sesudah aku pulnag dari sekolah. Sekedar hanya melihat, berbincang sebentar d bawah rindangnya pohon bambu yang sering aku lewati saat berngkat atau pulang sekolah. Malam minggu kami sering bertemu d tempat berkumpulnya para remaja sekitar rumah ku hanya Sekedar untuk ngobrol atau mendengarkan dia bernyanyI. Begitu suci dan polos nya cinta kami tak bertahan lama karena dia memutuskan untuk pergi bekerja di Malaysia.
Aku yang telah menyelesaikan Sekolah Menengah Pertamea, segera mengambil keputusan untuk pergi bekerja di Riau selam 1,5 tahun sebagai pembantu rumtangga lalu aku mencoba peruntungan di Jakarta selam 3 tahun. Karena ku merasa belum berhasil aku pun pergi ke Padang masih dengan pekerjaan yang sama. Selain itu juga Karena orang tua ku tidak menyetujui hubungan kami selama ini. Sebisa mungkin aku tetap berkomunikasi dengan nya. Cinta kami pun masih bertahan dengan begitu banyak angan-angan indah. Di sini pun cinta ku di uji, karena banyak yang datang untuk melamar ku, tapi aku selalu menolak nya. Aku masih sering berbincang dengan nya melalui telfon walaupun hanya seminggu atau dua minggu sekali.
Saat itu aku menelfon nya, "halo, mas Sapto" terdengar suar di sebrang seorng wanita yang menjawab nya "halo, ini siapa?mz Sapto lagi di kamar mandi" saya pun kembali bertanya "memang ini siapa?" di sebrang telfon aku mendengar wanita itu menjawab "saya istri nya, kamu siapa?", dengan sangat terkejut aku pun mematikan telfon itu segera, dan tumpah lah semua air mata ku tanpa bisa ku bendung. Hari-hari ku lalui dengan suram karena aku tidak percay dia telah menikah. Tidak lama setelah kejadian itu aku memutuskan untuk pulang kerumah.
Di rumah aku pun bertemu dengan nya masih dalam keadaan yang tidak percaya dan sakit hati yang mendalam. Dia ternyata hanya beberapa hari menikah dengan wanita itu, Karena saat aku di rumah dia sudah beecerai dengan istrinya. Dia meminta maaf atas kesalahannya dan masih ingin melanjutkan hubuangan dengan ku, tapi aku masih berfikir dan meminta waktu untuk memulihkan semua rasa sakit hati ku ini.
Aku memutuskan untuk pergi bekerja ke Taiwan, iya menjadi Tenaga Kerja Wanita. Setelah di penampungan selama 6 bulan akhirnya aku tiba di Taiwan bekerja sebagai pengasuh bayi, sangat minim sekali jam istirahat Aku sring sakit dan tidak bisa menyesuaikan dengan musim dingin, akhirnya sebelum kontrak ku brahir majikan  memulangkan Aku ke indonesia. Saat sampai di rumah aku sebenarnya menunggu janji mas Sapto datang untuk melamar ku, tapi tak ku sangka dia sudah menikah lagi. Memang selama aku di Taiwan 1,5 tahun Aku tidak menelfon nya, aku mengira dia akan menepati janji nya untuk menunggu ku dan akhirnya aku di kecewakan untuk kedua kalinya. Padahal aku sangat mempercayainya, tapi aku pun mulai berfikir untuk melepaskannya, karena dia sudah memiliki anak.
Sakit untuk yang ke dua kalinya membuat ku memilih laki-laki lain, aku akhirnya di lamar oleh seorang duda yang aku kenal dari teman dekat ku, Saat akan melanjutkan kehubungan yang lebih serius ternyata hubungan kami di tentang oleh keluarganya dan kami pun putus. Tak tau apa yang harus aku lakuakan dengan hidup ku, aku memutuskan untuk kembali bekerja ke Taiwan dan memulai proses dari awal.
Di penampungan bertemu banyak teman dengan berbagai tipe dan penampilan. Selama 7 bulan di penampungan akhirnya Aku tiba di Taiwan kembali. Kali ini aku bekerja merawat kakek dan nenek. Mereka berdua sangat baik pasa ku, awalnya kakek masih sehat,  tetapi tiba-tiba dia sakit dan masuk rumah sakit sampai berbualan-bualan,  pekerjan ku pun muali berat kembali karena harus pulang pergi ke rumah sakit merawat kakek dan di rumah merawat nenek, tak lama kemudian kakek wafat, aku akhirnya merawat nenek di rumah sampai finis kontrak 3 tahun, selam itu aku sering berhubungan dengan banyak laki-laki di dunia maya. Lewat Internet melalui media sosial aku mengenal banyak laki-laki yang mengisi hidup ku, ada juga tetangga kampung ku yang bekerja di sini, kami pun sering pergi bersama tapi orang tuanya tidak setuju dengan hubungan kami sehingga aku memilih mundur secara halus dan memutuskan untuk beteman.
Pengalaman berhubungan dengan banyak laki-laki membuat ku sulit untuk percaya dan serius dengan seorang laki-laki.  Teman ku yang ku kenal di sini mengenalkan aku dengan teman dekatnya. Kami pun menjalin hubunagan di media sosial, tidak aku pikir terlalu serius hanya berjalan bias. Sampai akhirnya aku finia kontrak dan pulang ke indonesia, aku pun bertemu dengan nya, dia mengutarakan perasaan nya dan niat nya untuk melanjutkan hubungan kita ke tingakat yang lebih serius.
Lelah dengan semua yang tidak pasti aku memutuakan untuk menerima cint dan pinangan dari nya. Saat aku tanya " mz nama asli mu siapa?" dia menjawab "nama ku Sapto" dengan terkejutnya aku coba tetap tenang. mengapa bisa sama dengan nama laki-laki yang selama ini aku cintai. Ini adalah sebuah kebetulan yang sudah Allah atur untuk ku. Setah kami sah bertunangan,  aku kembali ke Taiwan, karena aku mengambil proses derehering(kembali majiakn). Aku merencanakan hanya akan kembali 2 tahun, lalu pulang untuk menikah.
Satu minggu sebelum pulang ke Indonesian, tak ku sangka saat ini aku sedang berbicang dengan mas Sapto cinta pertama ku, Kami sedang membahas dulu apa yang kau lakukan pada ku. tentang cinta kita, dan alasan mengapa dia menghianati ku. Aku sambil menangis dan tertawa mendengar crita nya, betapa lucu dan indah nya rencana Allah untuk ku. Dalam perbincangan ku dengan nya dia mengatakan bahwa dia tak pernah menghianati ku, hatinya sampai saat ini masih untuk ku, walaupun saat ini dia sudah menikah untuk kedua kalinya, dia mengatakan "Tari, aku tak pernah ada Maksud menghianati mu. Waktu aku di Malaysia aku d jebak oleh wanita yang aku tolong, dia hamil d luar nikah dan dia menjebak ku untuk mengantarkan dia pulang ke rumah nya, dan di sana aku di paksa menikahi nya, setelah aku tahu dia menjebak ku aku langsung mencerai kan nya. Pernikahan ku yang kedua ini karena aku di paksa menikah oleh kedua orang tua ku, aku sudah mengecewakan dan mempermalukan mereka dengan kegagalan pernikahan pertama ku, sehingga aku terpaksa menuruti permintaan orang tua ku. Aku sangat bersalah pada mu Ta, Maaf kan aku Tari" sambil menangis dia mengatakan itu dan aku pun hanya bisa menjawab "aku sudah memafkan mu, tapi aku tak bisa kembali menunggu mu karena aku akan menikah dengan seseorng yang nama nya sama dengan mu. Jangan ganggu hidup ku, kita jalani hidup kita masing-masing kasihan anak dan istri mu".
Setelah tanggal yang di tentukan aku pulang ke Indonesian dan aku melakaanakan pernikahan ku, yang ku awali tanpa ada pikiran akan sampai sejauh Ini. Pacar dunia maya ku menjadi pacar nyata ku di dunia inI.*

EKOLOGI HEWAN



I.   Topik                     :Mengidentifikasi Ekosistem Sungai atau Perairan Tawar
II.  Hari/Tanggal         : Rabu, 20 April 2011
III. Tujuan                   : Agar dapat mengetahui secara kontekstual komponen ekologi dan peran masing-masing komponen dan sungai /periran tawar
IV. Kajian Pustaka
Menurut Campbell (2004: 272) menyatakan bahwa Ekologi organisme ( organismal ecology) berhubungan ddengan cara berperilaku fisiologis dan morfolog is yang digunakan suatu orgamisme individual dalam menghadapi tantangan yang d timbulkan oleh lingkungan abiotknya. Distribusi organisme dibatasi oleh kondisi abiotik yang dapat ditoleriri oleh organisme tersebut. Para ahli ekologi membedakan antara bioma air tawar dengan air laut berdasarkan perbedaan fisik dan kimiawi. Sebagai contoh bioma laut umumnya memiliki konsentrasi garam rata-rata 3%, sementara bioma air tawar umumnya memiliki ciri konsentrasi garam yang lebih rendah dari 1%.
Menurut Romimohtarto (2007 : 51) menyatakan bahwa Bentos mencakup biota menempel, merayap,dan meliang didasr laut. Kelompok biota ini hidup didasar perairan mulai dari gari pasut sampai dasar abisal. Contoh biota menempel ialah sepon,t ritip,dan tiram biota merayap, kepiting dan udang karang dan biota meliang jenis kearng tertentu dan cacaing.
Menurut Soectjipta (1989 :70) menyatakan bahwa ekosistem perairan tawar dapat digunakan sebagai suatu sisitem pembuangan limbah yang paling murah serta paling mudah. Perairan tawar sebagai salah satu jenis sumber  daya alam telah sedemikian lama disalah gunakan oleh manusia,sehingga harus segera dilakukan usaha untuk mengurangi beban. Anasir air tawar juga merupakan bagian penting dalm daur hidrologik. Ada beberpa jenis factor pembatas di habitat perairan air tawar yang penting yaitu suhu, transparasi, arus, kadar gas untuk pernafasan, dan kadar garam biogenic.
     Menurut Prihati (2008) menyatan bahwa Di dalam air terdapat mikroorganisme baik yang patogen maupun yang tidak patogen. Mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan cacing dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan. Mikroorganisme patogen berasal dari kotoran hewan berdarah panas termasuk manusia yaitu bakteri coliform, bakteri ini digunakan sebagai indicator biologis karena mudah ditemukan dengan cara sederhana dan tidak berbahaya. Bakteri ini salah satunya adalah E. coli yang merupakan gram negatif dan beberapa strain mempunyai kapsul. E. coli tumbuh pada suhu 10_- 40_C dengan suhu optimum 37_C. Apabila bakteri ini terdapat dalam air dan populasinya cukup signifikan dapat mempengaruhi kualitas air.

V. Alat dan Bahan
       Alat :
1.    Alat tulis                                                         8. Derigen/plastik
2.    Ember                                                              9. Salinometer
3.    Planktonnet                                                     10. Stopwatch
4.    Botol                                                               11. Mikroskop
5.    Tali rafia                                                          12. Termometer
6.    Penggaris panjang ( 1 m )                                13. Gabus kecil
7.      Busur derajat
Bahan:
1.      air sungai dari poncowati, 16 C, 38, Griya kebun, dan 21.
2.      Air sungai, tepi atas, tepi dasar, tengah atas, tengah bawah, dari masing-masing sungai.
3.      Lumpur tengah, lumpur tepi, dari masing-masing sungai.
4.      Air dan lumpur dari tepi tang di saring, dari masing-masing sungai.
VI. Cara Kerja
1.      Mengukur kecepatan arus.
2.      Mengukur kemiringan permukaan air.
3.      Mengukur tingkat kejernihan dan substrat dasar sungai (endapan).
4.      Mengukur kedalaman dan lebar sungai.
5.      Mengukur salinitas air.
6.      Mengukur suhu air.



VII. Data Hasil Pengamatan
Mengukur Tingkat Kejernihan

sungai
Permukaan Tepi
Permukaan tengah
Substrat dasar
Kadar garam
Poncowati
Keruh
Sangat keruh
Campuran pasir dan lumpur
Tidak ada
16 C
Keruh
Bening
Pasir
Tidak ada
38
Sangat keruh
Keruh
Pasir
Tidak ada
Griya Kebun
Bening
Keruh
Pasir
Tidak ada
21
bening
Keruh
lumpur
Tidak ada



Identifikasi Mikroorganisme
Nama lokasi
Nama spesies
Gambar
spesifikasi habitat
Kategori jumlah
Poncowati
Lyngbya sp
Air tawar
1
16 C
Aulacoseira granulate v angutissima

Air tawar
1
38
Ceratium tripos (A)
Air tawar
1
Griya Kebun
Anabaena spp


Air tawar
1
21
Ceratium fusus (A)
Air tawar
1

VIII. Deskripsi Data
                        Berdasarkan data hasil pengamatan dapat di ketahui bahwa tingkat kejernihan pada sungai poncowati pada permukaan tepinya keruh, pada permukaan tengah sangat keruh, dengan substrat dasar yaitu campuran pasir dan lumpur, serta tidak mengandung garam. Pada sungai 16 C permukaan tepinya keruh, permukaan tengahnya bening, dengan substrat dasar berupa pasir, dan tidak mengandung garam. Pada sungai 38 air permukaan tepinya sangat keruh, air permukaan tengahnya keruh, dengan substrat dasar berupa pasir, dan tidak mengandung garam. Untuk sungai di Griya Kebun air permukaan tepinya bening, sedangkan air permukaan tengahnya keruh, dengan substrat dasar berupa pasir, dan tidak mengandung garam. Sedangkan pada sungai di 21 air permukaan tepinya bening dan air permukaan tenggahnya keruh, dengan substrat dasar berupa lumpur, dan tidak mengandung garam.
                 Untuk komonen abiotik yang berupa kecepatan air, kedalaman sungai, lebar sungai, suhu, dan kemiringan. Untuk sungai di Pocowati kecepatan airnya 25 cm/s, kedalaman air 25 cm, dengan lebar sungai 1,98 m, dan suhu 26◦C serta kemiringan 30. Pada sungai 16 C kecepatan air 55,7 cm/s, kedalaman air 51cm, dengan lebar 12,80m, suhu  28◦C, dan kemiringan 10◦. Pada sungai 38 kecepatan airnya 35 cm/s  dengan kedalaman air 85 cm, dan lebar 14 m, serta suhu 28◦ , kemiringan 10◦. Sedangkan pada sungai di Griya Kebun kecepatan airnya 66,4 cm/s dengan kedalaman 50 cm dan lebar 12,80 m, serat suhu 29◦C dan kemiringan 20◦. Dan pada sungai di 21, kecepatan airnya 54,7cm/s dengan kedalaman 75 cm, lebar sungai 2,75m, dan suhu yang mencapai 31◦C serta kemiringan air 20◦.
                 Pada pengamatan mikroorganisme di sungai Poncowati di dapati adanya  Lyngbya sp, pada sungai di 16 C terdapat  Aulacoseira granulate v angutissima, di sungai 38 terdapat Ceratium tripos (A), sedangkan pada sungai di Griya Kebun terdapat  Anabaena spp, dan pada suangai yang di 21 terdapat adanya  Ceratium fusus (A). karena yang di amati hanya setetes air, maka jumlahnya hanya 1 untuk setiap jenisnya, dan semua jenis mikroorganisme tersebut berhabitat di air tawar.
IX. Pembahasan
                 Berdasarkan data hasil pengamatan untuk kejernihan air yang di ambil di tepi atas dan bawah serat tengah atas dan bawah kejernihannya berbeda. Hal itu di karenakan kedalaman air yang berbeda, dan kecepatan air. Selain itu sungai juga di bagi menjadi dua zona yaitu zona riam yang merupakan perairan dangkal yang kecepatannya besar sehingga dasar perairan itu bersih dari debu dan bahan mudah lepas lainnya, dan merupakan substratum yang kokoh. Zona riam ini di huni sebagian besar oleh hewan bentik serta hewan periphytik yang mengkhususkan diri untuk mampu melekat atau menggantung dengan erat pada substratum yang kokoh dan dihuni oleh makhluk perenang yang kuat. Sedangkan zona kuala merupakan zona perairan sungai yang lebih dalam dengan kecepatan air berkurang sehingga silt dan bahan mudah lepas cenderung mengendap ke dasar perairan, sehingga berupa dasar yang lunak, tidak layak untuk bentos permukaan tetapi layak untuk bentos penggali, nekton, dan beberapa kasus seperti plankton. Dari data juga menunjukan bahwa sungai 16 C, sungai Griya kebun dan sungai 21 kejernihan airnya cenderung jernih karena kecepatan arusnya di atas 50cm/s. sedangkan untuk sungai poncowati dan 38 airnya cenderung keruh karena kecepatan arusnya di bawah 50cm/s. sedangkan untuk substrat dasar untuk sungai yang arusnya cepat seharusnya substrat dasarnya berupa pasir karena pasir lebih sulit terbawa arus di bandikan dengan lumpur. Sungai  yang substrat dasarnya berupa pasir yaitu sungai griay kebun, 16 C, dan 38, tetapi sungai 38 tidak termasuk sungai yang arusnya cepat, mungkin hal yang menyebabkan banyak terdapat pasir di dasarnya karena pengaruh kedalaman sungai, kemiringan, suhu, ataupun factor internal dan eksternal lainnya. Tetapi dapat di katakana bahwa sungai yang aliran arusnya cepat substrat dassarnya berupa pasir, karena adan 2 sungai yang terbukti. Factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan air (arus) antara lain yaitu kemiringan sungai, debit air, adanya substrat yang menghambat, kedalaman air, suhu, kecepatan angin, dan lain-lain.
                 Untuk kadar garam dalam air ternyata penelitian dari lima sungai menunjukan bahwa kelima sungai tersebut tidak mengandung garam, ataupun jika ada jumlahnya relative kecil (<1%) sehingga tidak dapat di deteksi dengan alat yang sederhana seperti yang kami gunakan. Sedangkan untuk suhu dan kemiringan pada tiap-tiap air sungai berbeda-beda. Kadar garam yang terlarut dalam air ternyata berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kelarutan oksigen dalam air. Di mana telah kita ketahui bahwa kelarutan oksigen dalm air di pengaruhi oleh tekanan parsil, suhu medium, dan kadar garam. Tinggi rendahnya kelarutan oksigen menentukan keragaman jenis makhluk yang hidup di dalam sungai tersebut. Untuk suhu suatu sungai di pengaruhi oleh suhu lingkungan, tempat, ketinggian, dan jumlah organisme yang hidup baik di dalan sungai maupun di sekitar daerah aliran sungai. Sedangkan untuk kemiringan sungai di tenukan oleh letak geografis sungai itu sendiri.
`                Saat mengidentifikasi mikroorganisme dalam masing-masing sungai dapat di ketahui bahwa jenis mikroorganisme dari setiap sungai berbeda-beda, yang di lakukan dengan cara menyaring air beserta lumpurnya.  Pada  sungai Poncowati di dapati adanya  Lyngbya sp, pada sungai di 16 C terdapat  Aulacoseira granulate v angutissima, di sungai 38 terdapat Ceratium tripos (A), sedangkan pada sungai di Griya Kebun terdapat  Anabaena spp, dan pada suangai yang di 21 terdapat adanya  Ceratium fusus (A). makhluk di dalam habitat perairan dapt juga di golongkan menurut bentuk kehidupan atau kebiasaan hidup yaitu: bontos merupakan mahluk yang melekat atau sedang berostirahat pada perairan atau yang hidup di dalam sedimen di dasar perairan. Periphyton atau Aufwuchs yaitu makhluk hidup yang menggantung atau melekat pada batanag atau daun tumbuhan berakar di dalam air atau permukaan air yang ada di atas dasar perairan. Plankton merupakan makhluk yang melayang di dalam air dan gerkannya kurang lebih tergantung pada arus. Zooplankton ada yang menunjukan gerakan berenang yang aktif yang membantu mempertahankan posisi vertical dan plankton secara keseluruhan tidak dapt bergerak melawan arus yang cukup deras. Plangton jejaring merupakan plangton yang dapt di tangkap dengan jarring atau mata jarring yang halus yang di tarik dari dalam air. Sedangkan aannoplankton merupakan plgton yang terlalu kecil untuk di tangkap dengan jarring plankton sehingga untuk dapt memperolehnya adalah dengan mengekstrak dari air yang di peroleh. Nekton merupakan mkhluk yang mampu berenang sera dapat menentukan arah sesuai kehendak dengan demikian makhluk tersebut dapat menghindarkan diri dari penangkapan atau memburu mangsa dan sebagainya. Neuston merupakan makhluk yang berenang atau sedang beristirahat di permukaan air. Berdasarkan data hasil pengamatan ternyata mikroorganisme yang terdapat pada kelima sungai tersebut merupakan plankton jejaring karena dapat di saring. Untuk sungai di griya kebun tenyat ada yang termasuk dalam algae, yaitu Anabaena spp.
X. Kesimpulan
                   Berdasarkan datahasil pengamatan dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa sungai 16 C, sungai Griya kebun dan sungai 21 kejernihan airnya cenderung jernih karena kecepatan arusnya di atas 50cm/s. sedangkan untuk sungai poncowati dan 38 airnya cenderung keruh karena kecepatan arusnya di bawah 50cm/s. sedangkan untuk substrat dasar untuk sungai yang arusnya cepat seharusnya substrat dasarnya berupa pasir karena pasir lebih sulit terbawa arus di bandikan dengan lumpur.  Dapat  di katakana bahwa sungai yang aliran arusnya cepat substrat dassarnya berupa pasir, karena adan 2 sungai yang terbukti. Factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan air (arus) antara lain yaitu kemiringan sungai, debit air, adanya substrat yang menghambat, kedalaman air, suhu, kecepatan angin, dan lain-lain. Untuk kadar garam dalam air ternyata penelitian dari lima sungai menunjukan bahwa kelima sungai tersebut tidak mengandung garam, ataupun jika ada jumlahnya relative kecil (<1%) . kelarutan  oksigen dalm air di pengaruhi oleh tekanan parsil, suhu medium, dan kadar garam. Tinggi rendahnya kelarutan oksigen menentukan keragaman jenis makhluk yang hidup di dalam sungai tersebut. Suhu  suatu sungai di pengaruhi oleh suhu lingkungan, tempat, ketinggian, dan jumlah organisme yang hidup baik di dalan sungai maupun di sekitar daerah aliran sungai. Sedangkan untuk kemiringan sungai di tenukan oleh letak geografis sungai itu sendiri. mikroorganisme yang terdapat pada kelima sungai tersebut merupakan plankton jejaring karena dapat di saring. Untuk sungai di griya kebun tenyat ada yang termasuk dalam algae, yaitu Anabaena spp.


DAFATR PUSTAKA                                                           
Cambell, Neil A. dkk. 2004. Biologi Jilid Lima Edisi Tiga. Jakarta: Erlangga.
Prihati, Yekti. 2008. Analisis Kualitas Air Sungai Krakat Di Kabupaten Sragen Dengan Indikator Nilai Coliform Fecal Setelah Diberi Perlakuan Tanaman Enceng Gondok. (online) Etd.eprints.ums.ac.id/2334/1/A42004. Dia akses pada Rabu, 27 April 2011, pukul 21.00. 
Romimohtarto, Kasijan. 2007. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.         
 
Soetjipto. 1989. Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen pendidikan Budaya.