This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 08 Desember 2012

FISIOLOGI HEWAN


MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN, PENGERTIAN PENCERNAAN, FUNGSI PENCERNAAN, DAN MACAM PENCERNAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan dan memiliki system pencernaan sesuai denga kebutuhan hidupnya. Makanan di butuhkan mahluk hidup untuk tetap bertahan hidup dan untuk melanjutkan keturunan. Makanan setiap jenis mahluk hidup berbeda-beda, dari bahan organic maupun non organic, seperti planton ataupun unsure hara. Oleh karena itu mahluk hidup ada yang dapat membut makanannya sendiri (autrotof) seperti tumbuhan hijau dan euglena, dan ada yang tidak bisa membuat makanannya sendiri(heterotof) seperti manusia dan hewan.
Sebagian besar hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga ada yang di sebut dengan hewan pemakan tumbuhan(herbivora), hewan pemakan daging(karnivora), dan hewan pemakan daging dan tumbuhan(omnivora). Berdasarkan hal tersebut system pencernaan makanan pada hewan pun berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan tempat hidupnya.
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai makanan dan system pencernan makanan pada hewan, fungsi pencernaan, macam-macam pencernaan, dan membahas mengenai arti atau definisi dari pencernaan itu sendiri. Mengapa hal tersebut perlu untuk di bahas dan di ketahui? Karena hal tesebut sangatlah dekat dengan lingkungan kita bahkan diri kita sendiri.

1.2              RUMUSAN MASALAH
Berdassarkan latar belakang tersebut di atas, masalah yang yang akan kita bahas adalah mengenai makanan dan system pencernaan pada hewan. Serta definisi, fungsi, dan macam-macam pencernaan.



1.3              TUJUAN PEMBUATAN
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan, serta untuk menambah  wawasan dan pengetahuan pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.



BAB II
PEMBAHASAN

MAKANAN DAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN, PENGERTIAN PENCERNAAN, FUNGSI PENCERNAAN, DAN MACAM PENCERNAAN PADA HEWAN

2.1              MAKANAN
Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi (Boy:2010). Menurut Villee (1988: 138), menyatakan bahwa makanan adalah senyawa organic yang digunakan dalam sintesis biomolekul baru dan sebagai bahan bakar dalam produksi energy sel. Sebagian besar makanan terdiri atas asam lemak, gliserol, gula, dan asam amino. Makanan dapat juga di artikan suatu zat yang dapat di cerna oleh tubuh suatu mahluk hidup, sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Makanan atau zat makanan adalah sama untuk semua organisme baik hewan maupun tumbuhan. Berdasarkan  cara mendapatkan makanannya, setiap organisme berbeda-beda, yaitu secara autotrof yang mencakup semua tumbuhan hijau, algae, bebrapa protozoa, dan beberapa bacteria, yang mensintsis makanan dari senyawa organic. Kemudian secara heterotrof yaitu dengan mendapatkan makanan dari sel atau produk organic dari organisme lain.
Dalam hal ini manusia memakan tumbuhan dan hewan. Untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, manusia membutuhkan makanan 4 sehat yaitu nasi, sayur, lauk pauk, dan buah-buahan. Biasanya makanan tersebut di sempurnakan dengan susu.

2.2              PENGERTIAN PENCERNAAN
Sebelum membahas mengenai system pencernaan sebaiknya lebih dulu kita mengetahui arti dari pencernaan itu sendiri. “Pencernaan (digestion) adalah proses perubahan bahan makanan yang komplek menjadi senyawa-senyawa sederahana oleh enzim dalam tubuh”( Kusuma 2006:367). Dengan demikian pencernaan merupakan proses penghancuran atau perubahan suatu zat makanan dari yang kompleks menjadi sederhana akibat adanya gerakan atau di bantu oleh enzim, agar lebih mudah di serap oleh tubuh.

2.3              FUNGSI PENCERNAAN
Sesuai dengan definisi pencernaan, fungsi dari pencernaan adalah untuk mempermudah penyerapan sari-sari makanan yang di butuhkan oleh tubuh. Karena dalam hal ini hewan tidak dapat membut makanan sendiri sehingga untuk mendapatkan zat yang di butuhkan oleh tubuh harus melalui system pencernaan agar dapat di serap dan di gunakan oleh tubuh.

2.4              MACAM PENCERNAAN
Pencernaan di bagi menjadi dua macam, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Kedua pencernaan tersebut biasa terjadi pada hewan mamalia seperti hewan pemamah biak(ruminansia, reptile, dan lain-lain).
1.      Mekanik
Sesuai namanya, sistem pencernaan makanan mekanis ini dilakukan dengan suatu mekanika/gerakan tertentu. Pencernaan semacam ini paling banyak terjadi di dalam rongga mulut, di mana makanan yang masuk harus dihancurkan dahulu (dikunyah) agar proses
pencernaan selanjutnya bisa lebih mudah.
Sistem pencernaan makanan mekanik tak hanya terjadi di mulut. Beberapa   bagian/organ tubuh juga melakukan suatu mekanika yang disebut gerakan   peristaltik.
Gerak Peristaltik adalah gerakan otot-otot organ untuk menelan/menarik agar makanan bisa mengalir memasuki organ tersebut. Biasanya terjadi pada kerongkongan dan usus.
2.      Kimiawi
Bila pencernaan mekanik adalah pencernaan dengan gerakan, sistem pencernaan yang satu ini lebih kepada proses kimiawi, yaitu proses pencernaan yang membutuhkan zat-zat kimia untuk menghancurkan makanan maupun mengurai zat-zat penting yang ada dalam makanan.
Zat kimia yang dimaksud adalah asam maupun suatu enzim dalam tubuh yang membantu pencernaah. Proses kimiawi ini contohnya proses pencernaan yang terjadi pada lambung dan usus.

2.5                SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

1.     Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata

Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan  dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Pencernaan dilakukan  dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit. System pencernaan secara intrasululer merupkan system pencernaaan yang terjadi secara aman di dalam suatu kompratemen yang terbungkus oleh membran dimana vakuola makanan menyatu dengan lisosom yang merupakan organel yang mengadung enzim hidrolitik sehingga makanan tercampur dengan enzim. Sedangkan pencernaan secara ektraseluler adalah perombakan  makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di dalam kopartemen yang berhubungan, melalui saluran-saluran, dengan bagian tubuh luar. 

Pencernaan intraseluler pada Paramecium

Pencernaan ekstra seluler pada Hidra
a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah                                   
Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim – enzim yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
b. Sistem Pencernaan Pada Serangga
Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai anus. Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.

2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). System pencernaan pada hewan vertebrata umumnya terjadi secara ekstraseluler.
a. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah yang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah itu tidak dapat digunakan seperti lidah pada hewan lainnya karena tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir,  tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yangberukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas,  antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.
b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1) rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
2)  esofagus; berupa saluran pendek,
3)  ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus,
4)  intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5)  Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
6) kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
 
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). Pancreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

c. Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1) rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masingmasing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
2) esofagus (kerongkongan)
3) ventrikulus(lambung)
4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir) dan berwarna kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.


 
d. Sistem Pencernaan Pada Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) paruh: merupakan modifikasi dari gigi
2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,
3)  faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
4) lambung terdiri atas: - Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
-  Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,
5) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu,
dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
e. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)

Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain. Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasums (perut masam). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7- 8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metana (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.


 
Perbedaan antara pencernaan pada hewan herbivore dan karnivora, antara lain:
                         Meskipun kedua mamalia ini hampir sama ukurannya, usus halus koala jauh lebih panjang. Suatu adaptasi untuk meningkatkan pengolahan dan eukaliptus yang berserat dan kurang protein, sumber hampir semua makanan dan air bagi koala. Pengunyahan secara ekstensif akan mencincang daun-daun itu menjadi potongan-potongan kecil yang meningkatkan pemaparan makanan ituke getah pencernaan. Sekum koala panjangnya  sekitar 2 meter, merupakan yang terpanjang di antara hewan-hewan yang berukuran sama, berfungsi sebagai ruangan fermentasi di mana bakteri simbiotik mengubah daun-daun yang telah di jarang itu menjadi makanan yang lebih bergizi. Panjang saluran penceraan coyote yang lebih pendek sudah cukup untuk mencerna daging dan menyarap nutrein dari jenis makanan ini.

f. Sistem Pencernaan pada Manusia
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturutturut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4. Usus Halus, 5. Usus Besar, 6. Rektum, 7. Anus.
Gbr. Sistem Pencernaan pada manusia

1.      Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :

a. Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
b. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c. Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fusngsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
2.      Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring.Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.

3.      Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim. bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Berikut senyawa yang dihasilkan:                      
Senyawa Kimia          
Fungsi
Asam HCl
Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
Lipase
Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yangdihasilkan sanagat sedikit.
Renin
Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
Mukus
Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
 
4.      Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pancreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Senyawa Kimia
Fungsi
Disakaridase
Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsinogen
Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Hormon Sekretin
Merangsang kelenjar pankreas mengeluarkan senyawa kimia yangdihasilkan ke usus halus.
Hormon CCK(Kolesistokinin)
Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :           
Senyawa Kimia
Fungsi
Bikarbonat
Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
Enterokinase
Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjaditripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Amilase
Mengubah amilum menjadi disakarida
Lipase
Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Tripsinogen
Tripsin yang belum aktif.
Kimotripsin
Mengubah peptone menjadi asam amino
Nuklease
Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus

Hormon Insulin
Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi
Kadar normal.
Hormon Glukagon
Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan
oleh bikarbonat dari pankreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pankreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton,
maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
5.      Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
Pengeluaran feses dari tubuh defekasi.
6.      Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Pencernaan (digestion) adalah proses perubahan bahan makanan yang komplek menjadi senyawa-senyawa sederahana oleh enzim dalam tubuh. fungsi dari pencernaan adalah untuk mempermudah penyerapan sari-sari makanan yang di butuhkan oleh tubuh. Pencernaan di bagi menjadi dua macam, yaitu pencernaan mekanik adalah pencernaan yang dilakukan secara mekanik yaitu dengan bantuan gigi dimulut serta gerak peristalsik di lambung dan usus, dan Pencernaan kimia yaitu pencernaan yang dilakukan/dengan bantuan zat kimia berupa enzim. Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Sedangkan pada hewan vertebrata di lakukan secara ekstrasel. Pada umumnya system pencernaan hewan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.



DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. (2006). Definisi dan Contoh Makanan Bergizi. (online). http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/03/definisi-contoh-makanan-bergizi.html. di akses pada kamis, 10 Maret 2011. Pukul  10.00 WIB.


Anonimus. (2009). System Pencernaan Hewan. (online). http:// system-pencernaan-pada-hewan.pdf. di akses pada kamis, 10 Maret 2011. Pukul  10.00 WIB.

Boy. 2010. Definisi Makanan. (online). http://yahoo.answer.com. di akses pada kamis, 10 Maret 2011. Pukul  10.00 WIB.


Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga.

Campbell, Neil A. dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga


Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
http://biologiriza.blogspot.com/2010/02/23-macam-macam-proses-pencernaan.html. di akses pada kamis, 10 Maret 2011. Pukul  10.00 WIB.

Villee,Claude A. dkk. 1988. Zoologi Umum. Jakarta: Erlangga